Showing posts with label Love. Show all posts
Showing posts with label Love. Show all posts

23.5.17

Kalau Cinta Harus Ikhlas

Apa yang sering ditakutkan orang saat jatuh cinta?
Banyak. Misalnya, pantas-nggak-nya, takut terluka, takut kehilangan, takut jika ternyata hanya bertepuk sebelah tangan, takut saat akhirnya nggak berjodoh, dan banyak ketakutan yang lain. Semua ketakutan itu biasanya membuat seseorang jadi nggak benar-benar memperjuangkan dia yang dicintai.

Apapun bisa terjadi. Yang awalnya ragu, menjadi pasti. Yang nggak sengaja kenal, menjadi dekat.
Bahkan mungkin, sebaliknya.
Lalu, kalau apapun bisa terjadi, kenapa kita nggak berani mencoba menjalani? 
Pantas-nggak-nya bisa kita usahakan dengan proses memantaskan diri. Takut terluka? Cepat atau lambat, kita akan terluka karena cinta. Yang harus dipahami adalah, Is she/he was worth the pain? Takut kehilangan? Bukankah semua orang pasti merasakan kehilangan? Entah karena putus, perceraian, ataupun kematian. Berakhir sebagai cinta yang bertepuk sebelah tangan masih lebih baik, karena se-enggaknya, kita pernah memperjuangkan.

Dan jodoh ataupun nggak, itu bukan kapasitas kita buat memutuskan. Karena the choice is yours, but the decision is God's kan?
Yang terpenting, saat siap memperjuangkan sesuatu, kita juga harus mau belajar buat mengikhlaskan. 
Kita harus bisa mengikhlaskan. Karena sedekat, seyakin, dan sebesar apapun keinginan kita buat bersama dengan seseorang, toh saat takdir berkata lain, mau-nggak-mau kita harus bisa menerima. Kalau nggak bisa ikhlas, kita hanya akan melukai diri sendiri dengan harapan yang berlebihan dan ketakutan yang selalu menghantui. Bahagia? Belum tentu. Capek? Pasti.

Apa dia punya perasaan yang sama? Apakah kita pantas buat dia? Apa dia hanya mempermainkan dan menjadikan kita sebagai pelampiasan? Apakah dia nggak akan pergi demi orang lain? Apakah akhirnya bisa berjodoh? Semua pertanyaan itu nggak akan jadi penghalang saat kita bisa mencintai seseorang dengan ikhlas.
Yang pasti, keikhlasan akan membuat kita menerima apapun bentuk akhir dari kedekatan itu. 
Kalau berjodoh, kita akan bisa membangun kebersamaan dengan penuh kejujuran dan keterbukaan. Kalau nggak jodoh, seenggaknya kita bisa meninggalkan kesan baik buat dia, dan yakin bahwa diluar sana, akan ada jodoh yang jauh lebih baik.
No relationship is ever a waste of your time. If it didn't bring you what you deserve, it taught you what you didn't deserve.
Yang terpenting, selalu lakukan yang terbaik saat mencintai seseorang. Dan belajar buat :
Ikhlas saat semuanya nggak selalu berbalas
Dengan itu, pelan-pelan, kita akan menjadi sosok yang lebih baik, lebih dewasa dalam menerima kenyataan, lebih tenang saat semuanya nggak berjalan sesuai keinginan.

So, kalau memang cinta, berarti harus bisa ikhlas. Ikhlas dengan apapun hasil akhir dari proses yang dijalani.


Continue reading Kalau Cinta Harus Ikhlas

25.4.16

Addicted to You


Semuanya berawal dari kebiasaan. Iya, kebiasaan untuk saling menghubungi saat butuh lawan bicara, kebiasaan chatting sampai ketiduran, kebiasaan saling mengajak kemanapun meski hanya untuk sekedar menemani, sampai kebiasaan untuk saling bercerita tentang kehidupan pribadi... dan urusan hati.

Kebiasaan itu yang pada akhirnya berubah menjadi suatu kebutuhan. Banyak yang bingung membedakan antara cinta, atau sekedar butuh. Kadang kita nggak sadar, saat semakin jauh menjalani, dari sekedar kebiasaan akan berubah menjadi suatu kebutuhan, sampai akhirnya... menjadi cinta.
Ada yang bilang, cinta adalah candu. Tapi di kenyataannya, mungkin kebutuhan-lah yang lebih mampu menjadi candu.
Kebutuhan akan seseorang biasanya membuat kita menunggu, merasakan rindu, termasuk mengacuhkan perasaan cinta yang mulai tumbuh. Karena, kadang kita nggak peduli tentang cinta itu sendiri, disaat rasa candu akan kebutuhan telah menjadi sesuatu yang lebih menarik. 

Normally, kedekatan yang berujung kenyamanan akan membuat kita kecanduan. Kecanduan perhatian, canda tawa, sisi memanjakan-dimanjakan, sampai pada kecanduan untuk kembali pada sesuatu yang biasa disebut : rumah. 

Semuanya akan makin sulit untuk dibedakan saat kita sudah terlalu jauh. Saat kita merasa bahwa dengan kebersamaan, semua akan lebih baik. Saat kita nggak bisa menahan diri untuk melewatkan sehari tanpa saling memberi kabar. Termasuk saat kita mulai menolak kemungkinan untuk menerima orang lain, hanya demi menjaga hati.

Lalu semakin lama, rasa candu itu semakin menguat. Membuat kita lupa bahwa suatu saat, kecanduan akan menjadi sesuatu yang sulit dilepaskan. Membuat kita percaya bahwa, suatu hari kedekatan, kecanduan, dan mungkin "cinta", akan menemukan jalannya sendiri. Membuat kita (berani) mengambil resiko untuk menikmati setiap detik kebersamaan secara perlahan, dengan setiap harapan terbaik untuk masa depan.

Continue reading Addicted to You

23.11.15

And She is Afraid of Heights

Apa yang sering ditakutkan orang saat jatuh cinta?

Banyak. Misalnya, pantas-nggak-nya, takut terluka, takut kehilangan, takut jika ternyata hanya bertepuk sebelah tangan, takut saat akhirnya nggak berjodoh, dan banyak ketakutan yang lain. Ditambah pertanyaan-pertanyaan semacam "Apa dia punya perasaan yang sama?", "Apakah kita pantas buat dia?", "Apa dia hanya mempermainkan dan menjadikan kita sebagai pelampiasan?" "Apakah dia nggak akan pergi demi orang lain?", "Apakah akhirnya bisa berjodoh?", Semua ketakutan itu biasanya membuat seseorang jadi nggak benar-benar memperjuangkan dia yang dicintai.
Padahal, apapun bisa terjadi. Yang awalnya ragu, menjadi pasti. Yang nggak sengaja kenal, menjadi dekat. Bahkan mungkin, sebaliknya. 
Lalu, kalau apapun bisa terjadi, kenapa kita nggak berani mencoba memperjuangkan?

Pantas-nggak-nya bisa kita usahakan dengan proses memantaskan diri. Takut terluka? Cepat atau lambat, kita akan terluka karena cinta. Yang harus dipahami adalah, Is she/he was worth the pain? lalu, takut kehilangan? Bukankah semua orang pasti merasakan kehilangan? Entah karena putus, perceraian, ataupun kematian. Berakhir sebagai cinta yang bertepuk sebelah tangan masih lebih baik, karena setidaknya, kita pernah memperjuangkan. Dan jodoh ataupun nggak, itu bukan kapasitas kita buat memutuskan. Karena the choice is yours, but the decision is God's kan?

Jadi, kenapa jatuh cinta bisa se-takut itu? 

Semuanya nggak akan mudah buat mereka yang pernah terluka parah (karena cinta).  Sedikit banyak, mereka pasti lebih berhati-hati agar nggak terluka lagi. Butuh banyak pertimbangan buat kembali membuka hati setelah semuanya pernah berakhir perih. Butuh lebih banyak waktu, usaha dan pengorbanan buat mendapatkan hati mereka yang pernah terluka. if she flinches when he go to put his arm around her, someone else hand once wasn't so sweet. If she questions him, someone else lied to her. If she dosen't tell him things, someone else once betrayed her secret.

As the time goes by, without even realizing it, you will teach her a lot of things, not only about life and love but how its okay to feel something extraordinary about someone.



And for now, 
he want to say I love you then he keeps it to goodnight, 
because love will mean some falling...
 and she's afraid of heights. 
:
:
:
:
:
:
:
:
But, everytime she laughs, she hopes that he's watching. 
Just maybe he will fall for her smile, just as hard as she fell for his. :)
Continue reading And She is Afraid of Heights

27.6.15

Closer

Belakangan, banyak banget hubungan teman saya yang pacaran bertahun-tahun lamanya berakhir begitu saja. Oh well, mungkin nggak benar-benar "begitu saja" karena dibalik berakhirnya suatu hubungan, selalu ada segudang masalah dan pertimbangan. Di sisi lain, banyak juga teman saya yang tetap setia mempertahankan hubungannya meskipun berat, stuck, lelah, dan sebenarnya udah nggak mungkin diperjuangkan. So that I'm just wondering, how much it hurts?

Kalau bicara tentang seberapa parahnya luka hati (buat yang udah putus, maupun yang masih bertahan), jelas parah. Mengambil keputusan untuk bertahan atau melepaskan disaat semuanya udah sangat-dekat itu nggak mudah, dan (sedikit-banyak) pasti meninggalkan luka.
Ya, that too much will hurt you so much kan?
Logisnya, di usia twenty-something seperti ini, cinta saja nggak akan cukup buat mempertahankan suatu hubungan. Ada banyak pertimbangan lain. Tentang keluarga, prinsip, karir, dan masa depan. Ada kalanya harus menyerah dan mengalah pada keadaan. Ada kalanya juga harus kuat bertahan demi menunggu keajaiban yang akan menyelesaikan.
"Lalu, kenapa hubungan yang terlalu dekat akan menjadi complicated and left the uncomfortable feeling for us?"
Teman saya pernah bertanya seperti itu. And... I couldn't answer it properly. Semuanya masih baik-baik saja, sebelum makin dekat, makin lama, makin cinta, makin mendalam, yang sering berakhir dengan : makin menyakitkan.

Nggak bisa dipungkiri kalau semakin dekat dengan seseorang, secara nggak langsung kita udah "membagi" lebih dari separuh hidup kita buat orang itu. Kita tahu hampir semua hal tentang dirinya, keluarganya, kepribadian, karakter, bahkan sampai titik terendah dalam hidupnya. Pernah sadar nggak kalau kadang kita udah sejauh-itu masuk dalam kehidupan seseorang, dan sebaliknya? Pernah membayangkan sebesar apa kedekatan itu mampu mempengaruhi hidup seseorang?

Continue reading Closer

7.6.15

About Someone Who (Ever) Loved You

Someone who ever loved you might be the one who lost his feeling for you. He might be the one who loved and hurt you too deep, then leaving the unhealed wound inside. The wounds have transformed you a lot, so that you will never see the world the same way ever again.

You have a hard time to let him go. Because you just love him too much. You would be able to face the sadness of life. You would be able to feel the bitter pain. You might be broke. You might be lost.
But after all of this time, you will find yourself back. The stronger you are. The wiser you will be.
Then, after all the loneliness that you passed, he will come back. With a new hello. With a simple how are you. With a warm I miss you. It brings back the memories, the laughs, and the tears. So that you almost forget the pain, but he just stretch the scars.
Why do you go away? So that you can come back. So that you can see the place you came from with new eyes and extra color. And the people there see you differently, too. Qoutes from : A hat full of sky 
So did you. You will see him differently. You may still love him, but there is something wrong inside. You might love and hate him with the similiar intensity. After all the ups and downs, long talks, and late night romance, he will go away. To the place where he belong. Leaving you with no goodbye.

No matter how sad and lonely you feel, he might just enjoy breaking your heart. One day, deep down you realize that coming back to where he started is not the same as never leaving. You can't always deal with some kind of come-and-go. You need someone to stay, completely, to hold your hand, and never leaving.

Not all the love will be worth fighting for. Someone who ever loved you may come back. But he can't stay. He will always have a special place in your heart. But it doesn't mean that you must have each other.

If it's meant to be, it will be. That's how the fate works. So you'll know that someday, whether he’s here or not, whether you end up with him or not, it doesn't really matter anymore–and it doesn't bother you at all. And you'll be fine, with or without him.


posted from Bloggeroid
Continue reading About Someone Who (Ever) Loved You

26.4.15

Berhenti

One step forward and one step back. And after all this time, how many times can we give it one more try? before we really say goodbye.

Ada kalanya kita berhenti. Bukan karena kelelahan. 
Tapi karena sadar bahwa ada beberapa hal yang memang tidak bisa dipaksakan. 

Ada kalanya kita berhenti peduli. Bukan karena membenci. 
Tapi karena sadar bahwa kepedulian yang tidak dihargai hanya akan berakhir sia-sia.

Ada kalanya kita berhenti menunggu. Bukan karena bosan. 
Tapi karena sadar bahwa yang ditunggu tidak akan pernah kembali.

Ada kalanya kita berhenti bertahan. Bukan karena siap untuk meninggalkan. 
Tapi karena sadar bahwa yang satu telah melepas secara perlahan.

Ada kalanya kita berhenti berharap. Bukan karena putus asa. 
Tapi karena sadar bahwa telah kehilangan arah sebelum harapan itu terpenuhi.

Cinta memang tentang siapa yang datang dan tak pernah pergi. Tapi masalahnya, peduli, menunggu, bertahan, dan berharap tidak selamanya bisa dilakukan jika perubahan perasaan dan hati manusia tidak terkendali, atau saat bukan kita yang diingini. 
We always have a choice. A choice to stay or leave, and to wait or let go. 
Dan entah sekarang atau suatu saat nanti, akan ada kalanya kita memutuskan pergi. Bukan karena ingin mengakhiri. Tapi karena sadar bahwa pergi adalah cara terbaik untuk melindungi diri... dari hal yang akan melukai (lagi).

Continue reading Berhenti

3.1.15

Recovery

For no one knows the heart-ache that lies behind the smiles. I wanted to tell you something.

Life is just full of surprises. They said that hope for the best, prepare for the worst, and everything will gonna be okay. But, are you sure?

For some reasons, the best preparation doesn't always work the way we wanted to. No matter how hard you hold on, sometimes you just fall. You lost. You're mad. You're broke. You hurt. And life will force you to experience that uncomfortable feelings.

You might be ready for this. But when it happens, you're not totally fine. The wound's still exist. You might hide that things in a smile, and an "I'm okay". But, you can't hide it forever. People will realize it.

As the times goes by, you must deal with the pain. Loneliness's hurt. Changing the habit might not be easy. Healing needs time. Recovery will become an on going process.

Meet the new people. Do whatever that makes you happy. Be thankful for the other bless. And if it doesn't work, be more patience with yourself.

Everything will be back as a normal. You'll be fine. And be happy once again.


posted from Bloggeroid
Continue reading Recovery

21.10.14

Seandainya

Seandainya kamu nggak pernah jatuh sedalam itu, mungkin kamu akan melayang saat dia tiba-tiba menelpon, menanyakan kabar, dan mengakhirinya dengan kalimat, "Kamu baik-baik ya disana, take care..."

Seandainya kamu nggak pernah disia-siakan, mungkin kamu akan bisa menghargai saat dia tiba-tiba datang ke rumah, memberikan surprise, membawa makanan kesukaan kamu, atau hanya sekedar buat melihat kamu tersenyum.

Seandainya masa lalu kamu nggak pernah sepahit itu, mungkin kamu nggak akan menolak saat dia meminta kamu untuk jadi bagian berharga buat masa depannya kelak.

Seandainya kamu nggak pernah dikecewakan, mungkin kamu akan kembali karena merasa dibutuhkan saat dia berkata, "Udah lama nggak ngobrol sama kamu. Aku ngerasa kehilangan...".

Seandainya kamu nggak pernah dikhianati, mungkin kamu akan percaya dengan semua perhatian yang dia berikan, kekhawatiran yang kadang berlebihan saat terjadi sesuatu dengan kamu, dan rasa takut kehilangan yang dia rasakan hanya buat kamu.

Seandainya hati kamu nggak pernah sesakit itu, mungkin kamu akan luluh dengan semua perjuangan, perhatian, dan pengorbanan besar yang dia lakukan sampai sejauh ini.
Behind your complicated things~ and (maybe) your fear of love, you just tired of being broken.
Ya. Dia harus tau, bahwa kamu berbeda. Hati kamu pernah sakit sejadi-jadinya. Kamu hanya butuh waktu yang lebih lama buat membuka diri. Dan dia butuh kesabaran lebih buat meyakinkan bahwa kamu nggak akan terluka lagi saat bersamanya nanti.

If there were no wounds, it would be easy. Seandainya luka itu nggak pernah ada, semuanya akan jauh lebih mudah. Buat kamu, dan dia. Buat kamu yang pernah terluka, dan buat dia yang berusaha menyembuhkan luka itu.

posted from Bloggeroid
Continue reading Seandainya

4.10.14

Jatuh Cinta Tanpa Rencana

"Aku nggak nyangka kalau bisa sedekat ini, padahal aku nggak pernah merencanakannya"

Udah kesekian kalinya saya mendengar ucapan seperti itu dari beberapa teman, plus cerita lengkapnya. Iya, cerita tentang awal mula mereka kenal, dekat, lalu... Nggak sadar kalau udah jatuh cinta.

Ada satu hal menarik dari cerita mereka, yaitu... "aku nggak nyangka", dan "aku nggak berencana". Hei, emang jatuh cinta bisa disangka dan direncanakan? Bukankah kata mbah Sudjiwo Tedjo : Kita bisa berencana menikah dengan siapa, tapi nggak akan bisa memilih jatuh cinta dengan siapa? Tapi, akan ada cara pandang yang beda setelah membaca quote dari blog Wila ini :

Karena Allah maha membolak balikkan hati manusia. Tapi, hati kan milik kita. Kita yang memilih, kok Allah yang disalahkan.

Nahh, jadi... apa sebenarnya kita bisa memilih? Lalu, bagaimana dengan takdir dan semacamnya...? Dari beberapa fakta dan referensi, saya ambil satu kesimpulan : Kita (secara nggak sadar) udah memilih buat jatuh cinta dengan siapa. Maksudnya...? Oke, ini penjelasannya.

Awalnya, kita hanya sekedar tahu-dan kenal. Lalu berlanjut ke ngobrol tentang tugas, menggosipkan teman, bercanda gajelas, sampai ke... Laporan tentang kegiatan sehari-hari, maupun curhat masalah pribadi.

Kenapa bisa sejauh itu...? Karena kita nggak membatasi diri, dan secara nggak sadar, kita udah membuka hati dan memberi banyak celah yang membuat keadaan makin dekat.

Dimana proses memilihnya...? Saat kita masuk ke tiap tahap kedekatan selanjutnya. Misal : keperluan awalnya hanya urusan tugas/kerjaan. Harusnya saat si dia mulai bertanya hal yang diluar topik~seperti "Lagi ngapain?", kita nggak perlu menanggapi. Kalau kita menanggapi, berarti kita udah memilih dan memberikan celah ke dia buat mengakses kehidupan pribadi. Dan jelas, kita udah masuk ke tahap selanjutnya dari kedekatan itu.

Apa saja penyebab kedekatan itu...? Perlakuan kita ke si dia. Tanggapan kita ke semua masalah, cerita, dan keluhannya. Kebiasaan chatting seharian, kebiasaan saling memberi laporan tentang kegiatan sehari-hari, kebiasaan bercanda tentang hal nggak penting, dan kebiasaan buat cerita masalah pribadi. Akhirnya berujung ke rasa nyaman yang membuat kita mulai membuka diri.

Tapi bukankah kita cuma teman...? Ada yang bilang, rasa nyaman bisa buat orang lupa kalau hanya sebatas teman. Oke, lebih tepatnya teman yang... Merasa kehilangan saat dia nggak menghubungi seharian. Menunggu saat dia nggak segera membalas sms, chat, maupun telepon. Gelisah saat dia tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Senyum-senyum sendiri saat reading your old conversations. Seneng-banget saat nama si dia muncul di layar hape. Nggak sabar buat membagi kebahagiaan dan kesedihan lewat cerita ke si dia. Dan..., hampa saat dia jauh dari sisi. Lalu, apa ke semua teman yang lain kamu juga merasakan hal-hal itu?

Kadang, kita nggak sadar kalau udah terlalu jauh masuk di kehidupan seseorang. Sampai kita nggak tahu cara keluarnya. Dan kadang, kita nggak sadar kalau udah jatuh cinta tanpa rencana. Semuanya mengalir begitu aja tanpa sempat kita cegah. Karena, kadang jatuh cinta itu nggak butuh rencana. Tapi hanya butuh celah, kesempatan, dan kondisi yang memungkinkan.

posted from Bloggeroid
Continue reading Jatuh Cinta Tanpa Rencana

6.9.14

Fight to Let Go

Sebenarnya, sampai kapan sih kamu bisa bertahan-dan mempertahankan seseorang disaat luka yang dirasakan semakin perih? Sampai kapan kamu akan menjadikan luka itu sebagai alasan buat mempertahankan kebersamaan yang ada? Dan sampai kapan kamu pura-pura nggak melihat pilihan untuk melepaskan semuanya? Well, Secara logika, nggak akan ada orang yang betah dilukai maupun disakiti secara terus menerus, kecuali orang masokis yang...yah begitulah.
Setiap hal mempunyai batas, termasuk batas dari seberapa-besar luka yang bisa kamu tanggung, dan seberapa kuat kamu menahan perihnya. Suka-nggak suka, mau nggak mau saat udah mencapai batas itu, akan ada satu pilihan, yaitu : melepaskan.
"Melepaskan" bukan hal yang mudah, tapi "bertahan" juga bukan pilihan terbaik. Ada hal-hal yang sebaiknya dilepaskan. Ada banyak kenangan yang sebaiknya nggak dijadikan alasan buat bertahan. Dan ada suatu keadaan dimana :
Melepaskan adalah satu-satunya cara agar kamu bahagia
Orang yang melepaskan, lalu pergi, adalah orang yang pernah mati-matian bertahan namun disia-siakan. Pada akhirnya, logika akan menyembuhkan luka itu, lalu menuntun kamu untuk pergi dari dia yang terus menerus memberikan luka. Suatu saat, dia akan menyesal karena pernah membiarkan kamu pergi, dan kamu akan menyesal karena pernah buang waktu untuk bertahan demi dia.

Continue reading Fight to Let Go

16.3.14

Things They Need

Karena terlalu sibuk mengejar mimpi atau larut dalam dunia pribadi, kadang kita melupakan keberadaan orang terdekat, entah itu orang tua, keluarga, maupun sahabat. Orang terdekat yang selama ini selalu ada buat kita, yang berada di "balik layar" segala pencapaian kita, yang selalu kita cari saat menghadapi masalah berat, yang bisa membuat kita merasa bahwa everything will gonna be okay, dan yang udah banyak mengalah demi menuruti ego kita yang besar.

Mereka berusaha bersikap baik-baik aja seolah nggak membutuhkan kita. Padahal sebenarnya, mereka menahan diri untuk sebisa-mungkin "nggak mengganggu" kita dengan berbagai "permintaan kecil"nya. Iya, mereka nggak butuh barang mahal, prestasi selangit, maupun hal-hal besar lainnya dari kita. Mereka cuma butuh perhatian melalui sedikit waktu yang bisa kita luangkan untuk sekedar menanyakan kabar dan menemani ngobrol. Sayangnya, disaat kita over-sibuk, waktu seakan menjadi hal tersulit yang bisa kita berikan. Sehingga, kadang kita lebih memilih mengeluarkan uang untuk membelikan mereka barang mahal, ataupun menjanjikan sesuatu yang belum tentu bisa kita penuhi.
Tapi masalahnya, kadang barang pemberian maupun janji-janji itu nggak bisa menyembuhkan kekecewaan mereka akan kurangnya perhatian dari kita. Sedangkan kita pun seolah nggak peduli dan tetap mengejar kesibukan diluar sana.
Seharusnya kita sadar, disaat kita mati-matian mengejar target kesibukan, mereka sibuk menahan diri untuk nggak merepotkan. Disaat kita sibuk mengurusi dunia pribadi, mereka sibuk menjaga agar dunia pribadi kita tetap nyaman tanpa gangguan. Sementara disaat kita sibuk memberikan cinta dan perhatian untuk orang diluar sana, mereka yang terdekat berusaha sabar menunggu cinta dan perhatian dari kita. Dan, suatu saat jika kita udah kehabisan waktu karena terlalu sibuk, mungkin mereka juga udah kehabisan kesabaran untuk mempedulikan kita.
Kita mungkin nggak akan tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan selama mereka nggak mengatakannya. Tapi kalau kita benar-benar peduli pada mereka, kita akan tahu dengan sendirinya. Petunjuk, kode, maupun sikap sekecil apapun dari mereka akan sangat berarti, jika kita mau memberikan perhatian dengan sepenuh hati.
Kita bisa terlalu sibuk mengejar mimpi dan dunia pribadi, tapi jangan sampai lupa bahwa banyak orang terdekat yang butuh hal-hal kecil dari kita, namun bisa sangat berarti buat mereka.

posted from Bloggeroid
Continue reading Things They Need

28.2.14

Love of The Other Way

Ada kutipan :
Men fall in love with what they look, women fall in love with what they hear. That's why women wear make up and men lie.
Umumnya bisa dibilang kutipan itu cocok dengan kenyataan. Kebanyakan para cowok menentukan standard cantik untuk pasangannya, dan cewek menginginkan cowok yang pintar ngomong, atau lebih tepatnya... pintar nyepik. Karena hal itu, maka cewek berlomba mempercantik diri dengan make up, dan cowok berbohong demi bisa ngomong manis di depan ceweknya.

Kalau standardnya seperti itu, bisa dibilang, orang yang paling mencintai kita adalah yang cantik atau yang pintar berkata-kata manis. Lalu, gimana dengan cewek yang merawat diri tapi nggak cantik, dan cowok yang punya masalah dalam mengungkapkan perasaan?

Secara nggak langsung, kita sering punya standard tentang bagaimana seseorang harus mencintai dengan cara yang kita inginkan. Cowok sering merasa sangat dicintai saat pasangannya dandan habis-habisan, sedangkan cewek akan merasa sangat dicintai saat pasangannya berkali-kali mengucapkan kata cinta. Standard itu yang justru membuat kita terpaku dan nggak menyadari cara yang lain dalam mencintai kita.

Kita bisa punya tipe dan standard, tapi di kenyataan, cinta bukan hanya sekedar berputar di dua hal itu. Cinta lebih ke penerimaan, atau keikhlasan menerima pasangan diantara pilihan lain yang lebih baik. Kita bisa mendapatkan pasangan lain yang lebih sempurna. Lebih cantik, pintar, romantis, dll. Tapi untuk mendapatkan pasangan yang lebih bisa "mengurusi" kita, belum tentu.
Just because they didn't love you with the way that you wanted to, doesn't mean that they didn't love you with all they have.
Cewek mungkin sangat mengusahakan untuk terlihat cantik, walaupun hasil usahanya nggak terlihat. Tapi bukankah dengan penampilan rapi dan nggak terlalu menarik perhatian cowok lain itu cukup untuk membuat pasangannya merasa tenang..? Sedangkan cowok akan mengusahakan untuk sering bilang cinta, walaupun kadang lupa dan malah banyak ngobrol tentang hal lain. Tapi bukankah dengan sebuah pelukan udah cukup untuk menjelaskan perasaannya..?

Jika kita bisa melihat dari sisi yang berbeda, kita akan tahu bahwa cewek yang nggak terlihat cantik dimata orang lain punya cara mencintai lewat perhatian, kesediaan untuk menemani dalam kondisi apapun, dan kesabaran selama "mengurusi" kecuekan pasangannya. Cowok yang bermasalah dalam mengungkapkan perasaan punya cara mencintai lewat sikapnya saat mengusahakan untuk ketemuan, atau menyempatkan membalas pesan dengan singkat ditengah kesibukannya, dan ketelatenan dalam mendengarkan keluhan, cerita, maupun omelan pasangannya.

Cara mencintai yang berbeda memang kadang sulit untuk kita pahami. Tapi, jika terbiasa menerima cara mencintai itu, kita akan tahu bahwa mereka juga punya cinta yang besar buat kita. Bahkan mungkin lebih besar dari yang kita tahu.

Pada akhirnya, cinta butuh kemampuan kita untuk melihat dan memahami cara mereka dalam mencintai, lebih dari sekedar cantik fisik ataupun omongan manis. So, open your eyes, explore your mind, look from another side, and just feel all the love around you.

*postingan terakhir di bulan februari yang... spesial buat kakak-kakak cantik yang mau menikah...

posted from Bloggeroid
Continue reading Love of The Other Way

20.2.14

Things Happened Behind The Hatred

Pernah membenci orang sampai segininya..? Atau pernah dibenci orang sampai segitunya...? Hmmm... postingan ini terinspirasi dari curhatan beberapa orang, dan dibuat untuk siapapun yang pernah dilukai dan membenci, maupun melukai dan dibenci... *ribet
Menghilanglah dari kehidupanku...
Enyahlah dari hati yang telah hancur...
Kehadiran sosokmu kian menyiksaku...
Biarkan disini ku menyendiri...
                        Rocket Rockers : Ingin Hilang Ingatan
Mungkin potongan dari lirik lagu diatas bisa menggambarkan betapa besarnya suatu kebencian orang lain terhadap kita, dan sebaliknya. Kebencian itu udah merupakan konsekuensi dari perlakuan buruk kita pada orang lain, khususnya orang yang dekat dengan kita. Perlakuan orang sebagai akibat dari kebencian pun bisa bermacam-macam. Ada yang langsung block twitter, unfriend facebook, del-con bbm, nggak angkat telepon, nggak bales sms, bahkan sampai nggak mau menyapa kita saat nggak sengaja bertemu. Atau yang frontal semisal mengumbar kegalauan di status facebook, nyindir lewat mention-no mention di twitter, cuma "read" tapi nggak "reply", bales sms se-singkatnya, judes saat ditelepon, atau pasang muka nggak enak tiap berpapasan.

Kadang, yang dibenci juga nggak terima diperlakukan seperti itu. Mereka mengatakan bahwa si pembenci itu nggak-dewasa, labil, konyol, lebay, dll. Dan biasanya, mereka tetap ingin diperlakukan dengan baik seperti dulu. Padahal mereka nggak tahu kalau...

Continue reading Things Happened Behind The Hatred

10.1.14

Hampa

Ada ratusan orang di sekitar kita, jutaan orang baru di satu kota, dan triliyunan orang di dunia maya yang bisa mengisi dunia kecil kehidupan kita dengan banyak hal menarik. Tapi entah kenapa, cinta mampu membuat dunia kecil kita hanya berputar di satu orang, satu sosok yang kita cintai.

Keberadaan sosok itu mampu membuat semuanya menjadi menarik, membuat kita selalu tersenyum dan bahagia dalam menghadapi apapun. Dan saat sosok itu nggak ada, semuanya akan berakhir di satu keadaan, yaitu hampa.

Perasaan hampa bisa dipicu oleh suatu hal yang sederhana. Sesederhana saat aku melihat kamu yang berjalan semakin jauh meninggalkanku, saat menyadari bahwa ada sosok lain yang mampu membahagiakanmu disana, saat melewati tempat yang biasa kita datangi berdua, tapi nggak ada kamu disana, atau sesederhana saat melihat notifikasi whatsapp yang sepi tanpa chat dari kamu, misalnya.

Kadang perasaan hampa membuat kita nggak bisa menikmati apapun di sekitar kita. Semuanya terasa kosong, walaupun ada banyak sosok lain yang bisa menghibur kita. Ironisnya, pada akhirnya kita akan sadar, bahwa seseorang yang bisa membuat kita merasa hampa adalah orang yang sama yang mampu menghilangkan kehampaan itu.

Iya, kehampaan pun bisa hilang dengan cara yang sederhana. Sesederhana saat kamu bisa menyempatkan waktu untuk menemuiku di sela-sela kesibukan yang padat, saat menyadari bahwa kamu disana juga merasakan kehampaan yang sama, atau saat ada chat balasan singkat dari kamu di whatsapp, misalnya.

Dan cara yang paling sederhana adalah dengan saling menyadari bahwa sejauh apapun kita terpisah, kita masih tetap berada di bawah langit yang sama, masih dengan perasaan yang sama, masih akan saling membutuhkan, masih akan selalu ada saat salah satu dari kita membutuhkan, dan masih menunggu keajaiban takdir yang bisa membuat kita kembali bersama.

*terinspirasi dari satu episode di suatu sinetron remaja... *efek kebanyakan nonton sinetron...
posted from Bloggeroid
Continue reading Hampa

13.12.13

Love is (too) Complicated [2/2]

Akhirnya, suatu hari B membuat kesalahan yang cukup fatal. Hal inilah yang dimanfaatkan A untuk memutuskan hubungan dengan B. Hubungan mereka pun berakhir, dan C masih nggak tahu tentang semua itu.

Sampai beberapa hari pasca putus, B masih tetap memberikan perhatian pada A, bahkan mengajak balikan. A menolak untuk balikan, tapi tetap menanggapi perhatian dari B. Dan dalam hitungan minggu, hubungan mereka dekat lagi. Mereka sering saling meng-kode melalui sosial media. Hal ini memancing kecurigaan C. Lalu entah bagaimana caranya, A “berhasil” meyakinkan C bahwa mereka sudah nggak berhubungan dekat. Masalah pun bisa dianggap selesai.

Belakangan, C sering sibuk dengan urusannya sehingga terkesan dingin dengan A. Celah ini membuat hubungan A dan B makin dekat, seperti saat mereka masih pacaran. A sudah berusaha menjauhkan B dari kehidupannya. Tapi saat merasa kesepian, A nggak bisa menahan diri untuk nggak bermain kode ataupun menghubungi B. Sampai sekarang, A masih sangat-dekat dengan B, dan C masih sering sibuk dengan urusannya.

Cerita ini belum berakhir, dan sepertinya masih sulit untuk benar-benar berakhir. Karena menurut pengakuan A, dia masih sayang dengan B. Sebenarnya A mengerti bahwa tindakannya salah, tapi dia juga nggak bisa benar-benar melepaskan B. Sedangkan C lebih terkesan cuek dalam menjalani hubungan, sehingga keyakinan A untuk berkomitmen dengan C pun menipis.  Such a complicated.
Apa se-begitu susahnya melepaskan masa lalu demi komitmen masa depan yang dibangun bersama pasangan…? 
Mungkin “iya”, saat pasangan nggak bisa memberikan keyakinan bagi kita untuk mempertahankan komitmen itu. Mungkin “nggak”, saat kita mampu menyadari bahwa masa lalu adalah hal yang nggak baik untuk masa depan. Apapun yang terjadi, yang terpenting adalah jangan sampai kehilangan masa depan hanya demi masa lalu yang (seharusnya) sudah berlalu.

Cinta itu kadang rumit, dan bisa menjadi lebih rumit lagi saat kita melibatkan orang ketiga, atau orang-orang lainnya dalam suatu hubungan. Keluarga, teman, maupun orang ketiga (selingkuhan, mantan, atau apapun bentuknya) mungkin bisa terlibat dalam suatu hubungan. Tapi, pusat kendali utama adalah dua orang yang menjalani hubungan. Jika setiap pasangan nggak bisa bekerja sama untuk mengendalikan, maka keadaan akan menjadi rumit dan serba-salah. Ya, love is complicated. And it became more complicated when you dragged more than two people into the line. 


Cerita sebelumnya di : Love is (too) Complicated [1/2]
Continue reading Love is (too) Complicated [2/2]

19.10.13

Love is (too) Complicated [1/2]

It wasn't my story. It was A's love story. Ini bukan pengalaman pribadi saya, tapi ini adalah pengalaman seseorang, yang dia ceritakan kepada saya. Dan dia setuju jika pengalamannya dijadikan bahan postingan blog ini... *asikkk...

A ditinggal B, pacar yang sangat disayanginya. Then the time moved, A sudah berpacaran dengan yang baru, yaitu C. Everything was fine, sampai suatu saat B kembali, minta maaf dan menganggap bahwa dia masih berpacaran dengan A. Bahkan orang tua B sengaja "menitipkan" anaknya kepada A sampai suatu saat mereka siap menikah.

Entah kenapa, saat itu A malah mengiyakan dan nggak jujur dengan kondisinya yang sudah berpacaran dengan orang lain. Mungkin sungkan dengan orangtua B, atau karena alasan lain. Akhirnya, A melanjutkan hubungannya dengan B, dan tetap berpacaran dengan C.

Hubungan A dan B berjalan baik. B memperlakukan A dengan sangat-baik, dan sebaliknya. Sebenarnya, A hanya sekedar sungkan atau "berbaik hati" dengan tetap menjalani hubungan bersama B. Kebaikan hati ini jelas di-salah-artikan oleh B yang berpikir bahwa A masih sangat mencintainya.

A sudah berniat untuk mengakhiri hubungannya dengan B, tapi melihat sangat-baiknya sikap B, dia jadi nggak tega dan bingung tentang bagaimana-cara untuk memutuskan hubungan. Sehingga, A masih menyusun strategi tentang cara-ngomong yang baik agar B nggak terluka terlalu parah. Dan jelas, C nggak tau apa-apa tentang masalah ini.
Somehow we had gone so far into someone's life through the relationship, so that we couldn't find a way to end it up.
Kadang kita masuk terlalu jauh ke dalam kehidupan seseorang, sampai kita nggak menemukan cara untuk keluar dari kehidupan orang itu. Kadang kebaikan yang kita lakukan bisa menumbuhkan harapan tinggi di hati seseorang, sampai kita nggak sanggup untuk memenuhi harapan itu. A sudah masuk terlalu jauh dan memberi harapan di kehidupan B, sementara B sudah terlanjur menaruh harapan yang sangat tinggi terhadap hubungannya dengan A.

Saya nggak ngerti dengan jalan pikiran A. Bukankah lebih baik jujur dari awal, walaupun itu semua akan menyakitkan buat B dan keluarganya. Kejujuran itu menyakitkan, dan lebih menyakitkan lagi saat kejujuran itu datang terlambat. Tapi menurut A, dia punya alasan kuat untuk nggak jujur pada saat itu. Dan di waktu yang tepat (nanti), dia baru akan jujur tentang semuanya. Sampai sekarang, A masih mencari "waktu yang tepat" itu.

Untuk apa menunggu dan mencari, toh pada akhirnya seseorang nggak akan pernah bisa siap untuk dipisahkan dengan orang yang dia cintai. Dan cepat atau lambat, siap atau nggak siap, B pasti akan terluka. Di waktu yang tepat, maupun waktu yang salah.
Bukankah se-siap apapun, pada kenyataannya nggak akan ada orang yang benar-benar siap untuk menerima sebuah perpisahan...? Dan bukankah sebenarnya, sampai kapanpun-nggak akan pernah ada waktu yang tepat untuk suatu perpisahan...? Entahlah...

Waiting for the next >> Love is (too) Complicated [2/2]
Continue reading Love is (too) Complicated [1/2]

10.10.13

,

Crush, Time and Wedding

When you turn 20+, atau di usia mahasiswa semester akhir, pernikahan akan jadi hal yang paling sering dibahas. Jelas, karena saat kelulusan sudah didepan mata, undangan pernikahan dari teman akan bertaburan. Ditambah keisengan dan kode-kode dari teman plus keluarga dengan pertanyaan wajib "Kapan nyusul (nikah)?" atau "Mana nih calonnya? Kok belum dikenalin...". Dua pertanyaan itu udah lebih dari cukup untuk membuat kita kepikiran tentang pernikahan.
Fyi, pernikahan bukan satu hal yang bisa diputuskan atau ditentukan dengan gampang. 
Pernikahan harus diawali dengan choosing the right one. Kita harus memilih orang yang tepat untuk menikah. Hal ini nggak-semudah seperti saat memilih seseorang untuk pacaran, atau HTSan. Lebih dari sekedar crush, lebih dari sekedar pasangan yang nggak-malu-maluin untuk diajak kemana-mana, lebih dari sekedar a person to have fun with. 
We might have a crush for someone, but we might never take them to the marriage level
Dalam hidup, ada banyak orang yang hanya cocok untuk dijadikan persinggahan sementara, hanya cocok untuk dijadikan someone to wasting time with, dan hanya cocok untuk play and being played, tapi nggak-cocok-untuk-to be forever with. 


Gambar aslinya ada disini

Pernikahan adalah hal yang sakral. Sekali seumur hidup. Saat (nantinya) memutuskan untuk menikah dengan seseorang, you must be sure that he was the right one, untuk bersama menjalani pernikahan dan the rest of life. Karena nggak mungkin kalau harus menjalani pernikahan (nantinya) dengan orang yang beda prinsip, beda arah tujuan, dan beda dalam hal lain yang sulit untuk disatukan. Nggak mungkin nantinya harus menjalani pernikahan dengan orang yang difficult to share in a sad and joyous.

Continue reading Crush, Time and Wedding

26.9.13

That "It Has Always Been You" Thing

Bukan. Ini bukan tentang "gak bisa move on" dan semacamnya. Tapi ini tentang karakter dan kebiasaan basic dari orang yang mungkin-nggak-akan bisa diubah.

When in love, kita seringkali berpikir untuk bisa mengubah seseorang menjadi sosok yang lebih baik. Mengubah karakter, kepribadian, dan kebiasaan buruknya. For some reasons, it may never be work on purpose. 

Ada hal-hal yang memang nggak-akan bisa diubah. Seseorang itu mungkin hanya "terlihat berubah", while in fact, mereka masih sama seperti pada awalnya, tapi hal-hal buruknya sedikit berkurang. Mereka nggak akan bisa berubah 100%, that's the fact.
"Mereka mungkin bisa berubah. Tapi itu hanya sesaat. And when they got a chance, saat ada celah, kemungkinan besar mereka akan kembali ke hal dan kebiasaan buruk yang ada dalam dirinya." - A friend of mine. 
Never put a very-high expectation that someday, they'll change for you. Hanya 1:1.000.000 orang yang benar-benar bisa berubah. Lebih baik pilih seseorang yang sudah baik dari aslinya. Karena memilih bersama seseorang tidak baik--dan berharap bahwa mereka akan bisa berubah demi kita--kemungkinan besar pada akhirnya hanya akan berakhir luka...

Continue reading That "It Has Always Been You" Thing

16.7.13

You Played Drama, You'll Get Karma

Saat seseorang disakiti, dan yang menyakiti minta maaf, mungkin orang itu bisa bilang "Oke, udah aku maafkan kok," dan masalah selesai.

Truly, It's not that simple. Orang yang disakiti mungkin bisa bilang itu secara lisan dengan entengnya. While in their heart, they would say :
"Ya, aku maafkan. Tapi suatu saat kamu akan dapat karma dari apa yang kamu lakukan dulu,".  
Jadi, walaupun sudah memaafkan, kenyataannya mereka masih belum bisa ikhlas dan melupakan. Hal ini yang akhirnya memicu alam bawah sadar untuk melakukan semacam sugesti balas dendam.

sumber gambar : disini

Hampir semua orang yang disakiti sering melakukan hal tersebut, gak terkecuali orang yang baik. Hal yang paling berbahaya adalah marahnya orang sabar, kekecewaan orang ikhlas, dan sumpahnya orang teraniaya. Dan dalam kemarahan, kekecewaan, dan sumpah itulah sugesti-sugesti untuk karma itu muncul. Jadi sebaik dan sesabar apapun orang, kadang jarang sekali mereka bisa benar-benar memaafkan dan ikhlas saat disakiti seseorang...

Continue reading You Played Drama, You'll Get Karma

20.1.13

Frightened Loneliness



If we can love someone so much...
How will we able to handle it the one day when we are separated...?
If being separated is a part of life and you know about separation well, 
Is it possible to love someone without being afraid of ever losing them...?
Or is it possible to live in entire life without loving anyone at all...?
and all I know just how bad loneliness feel...
I fear it will continue and getting worse... 
- A Thailand movie, titled Love in Siam -
Continue reading Frightened Loneliness