Showing posts with label Sekolah. Show all posts
Showing posts with label Sekolah. Show all posts

11.10.17

Drama LKS [1/2]

Sekitar setahun lalu, saya mendapat pengalaman pertama sebagai pembimbing siswa jurusan Multimedia, bidang Graphic Design Technology dalam event LKS (Lomba Kompetensi Siswa). Event LKS ini diadakan setahun sekali, berjenjang dari tingkat kota, provinsi, hingga nasional. Untuk yang diikuti sekolah adalah tingkat kota.

Perjalanan menuju hari-H pelaksanaan LKS diwarnai dengan berbagai drama. Dimulai dari drama penunjukan siswa yang didaulat mewakili sekolah, drama technical meeting, dan drama pelaksanaan lomba.

Penunjukan ini dilakukan dengan seleksi beberapa siswa yang dinilai berpotensi dan bagus dalam bidang desain. Seleksi dilakukan dengan memberikan tugas mendesain sebuah poster sesuai brief/ permintaan yang saya berikan.  Dari 4 siswa yang diseleksi, (rencananya) akan diambil 3 siswa untuk mewakili sekolah. Drama dimulai saat ada pengumuman jika yang boleh diberangkatkan hanya 1 siswa untuk mewakili tiap sekolah. Whatt... saya yang sudah terlanjur memilih 3 siswa pun, harus pelan-pelan memberikan pengertian ke siswa, meminta maaf, dan menjelaskan bahwa yang diberangkatkan hanya salah satu dari mereka. *thanks God karena siswa saya tipe yang "take it easy", jadi nggak tersinggung atau marah-marah saat nggak terpilih. Hahaha.

   
Hasil design siswa dalam proses seleksi

Drama technical meeting diawali dari jadwal yang nggak pasti. Awalnya ditentukan hari Rabu, lalu delay sampai hari Jum'at. Di hari Jumat, saat saya siap berangkat ke lokasi, mendadak diberitahu bahwa harus menyiapkan fotocopy rapor siswa dan pas foto. Dan... mana saya tahu kalau persyaratannya seperti itu. Salah saya juga sebenarnya karena nggak bertanya sebelumnya. Tapi untungnya, persyaratannya bisa ditunda untuk dibawa keesokan harinya saat lomba.

Setelah urusan persyaratan "dianggap" beres, saya dan siswa berangkat ke lokasi. Bayangan saya, technical meeting akan berlangsung lama karena berisi penjelasan detail untuk lomba. Kenyataannya, beda. Technical meeting diawali dengan pembukaan, lalu briefing lomba dilakukan secara terpisah untuk tiap cabang lomba dengan..sangat singkat. Hahaha.

Setelah technical meeting, kami kembali ke sekolah demi "melatih" siswa untuk lomba keesokan harinya. Saya yang nggak berpengalaman pun bingung harus melatih dengan cara apa. Sementara siswa pun bingung besok harus membuat desain seperti apa. Akhirnya, saya hanya memberikan gambaran ide desain, contoh trend design yang happening, dan beberapa contoh desain lainnya.

Keesokan harinya, hari pelaksanaan lomba dimulai dengan  melengkapi segala persyaratan yang harus dibawa. Lalu, saya dan siswa sengaja berangkat ke lokasi lebih awal untuk "beradaptasi" dan menghilangkan nervous. Lomba dimulai pukul 08.00, sementara kita tiba di lokasi pukul 07.30. Dan selama waktu menunggu, saya memberikan brief ide yang "sekiranya" bisa digunakan, menyiapkan peralatan untuk lomba, dan memberi motivasi agar siswa tidak stress, nervous, dan merasa tertekan.

*At the time, I feel banget bagaimana perasaan orang tua yang heboh-sendiri saat mengantar anaknya mengikuti lomba. Hahaha.



Continue reading Drama LKS [1/2]

29.4.15

Cerita dari UN CBT 2015

Seperti yang kita (semua) tahu, tahun ini Ujian Nasional dibuat dalam dua bentuk, yaitu PBT (Paper Based Test), dan yang terbaru~CBT (Computer Based Test). Dan, sekolah tempat saya mengajar memilih untuk melaksanakan ujian dalam bentuk CBT.

Memilih CBT berarti praktis untuk guru-guru yang biasanya menjadi panitia saat PBT, tapi berarti ke-ribet-an untuk guru-guru IT seperti saya. CBT~ seperti namanya, menggunakan komputer dan segala perangkatnya sebagai alat ujian. Sistem CBT dilakukan dengan menyiapkan komputer PC (minimal) sebanyak 1/3 dari jumlah keseluruhan siswa kelas XII. Itu berarti, 100 PC untuk sekolah saya yang jumlah siswanya 291. Lalu, 100 PC tersebut terbagi dalam 5 lab yang masing-masing memiliki 1 server yang nantinya akan terhubung ke server utama sekolah. semua persiapan itu harus di-beres-kan oleh sekitar 7 guru IT di sekolah, termasuk saya. Ditambah dengan jadi pengawas tryout selama 4 hari x 3 sesi (karena tiap sesi dilakukan sesuai jumlah komputer, yaitu 100 siswa. Maka akan ada 3x sesi untuk pelaksanaan ujian). Jadi, udah mulai terbayang betapa ribetnya?

Dalam pelaksanaan Ujian Nasional CBT, tiap ruangan (lab) akan dijaga oleh 1 proktor, 1 teknisi, dan 1 pengawas ujian dari sekolah lain. Proktor dan teknisi adalah "orang dalam" yang bertugas di sekolah sendiri. Teknisi adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kendali server. Sementara saya sendiri bertugas sebagai proktor. Fyi, proktor adalah semacam "pembawa acara" saat pelaksanaan ujian nasional. Tugas proktor adalah menjelaskan tata cara pelaksanaan ujian, memastikan bahwa semua peserta bisa login dengan benar, dan menjaga ketertiban (dan ketenangan) siswa selama pelaksanaan ujian.

Banyak hal-hal menarik yang terjadi selama pelaksanaan CBT. Berikut cerita selengkapnya... *halah.

CBT di sekolah diawali dengan...ber-selfie-ria di hari pertama (dan terakhir) ujian. Di hari pertama, sekolah mewajibkan semua guru untuk memakai seragam khaki atau pemkot yang mirip seragam PNS. Hasilnya, jadi merasa tua dan mirip ibu-ibu PNS...

Selfie dulu sebelum bertugas
Continue reading Cerita dari UN CBT 2015

21.1.15

,

A Saturday Session

Selama ini saya memotret cuma just for fun. I'm not a professional. Saya juga masih dalam tahap belajar menggunakan kamera DSLR dengan baik dan benar. Jadi saat mendadak diminta memotret~apalagi buat cover majalah sekolah~Saya langsung galau. Dan, sesuai perkiraan, rasanya hectic banget saat harus meng-handle semuanya.

A vintage one. Nyobain editing warna vintage, step by step di photoshop

Banyak yang harus dipersiapkan dan dilakukan dalam satu sesi pemotretan (even it just for a school-business). Dari make up, kostum, lokasi foto, pengarah gaya, sampai setting kamera. Yang sebaiknya semua itu dilakukan secara teamwork. 

Continue reading A Saturday Session

26.9.14

H+7 HUT Republik Indonesia [2/2]

Baca yang sebelumnya di sini

Hari kedua dimeriahkan dengan gerak jalan sehat. Semua murid, guru, dan karyawan mengikuti gerak jalan dengan gembira walaupun rutenya cukup bikin ngos-ngosan. Bawa kamera, bisa motret sepanjang jalan udah menjadi planning saya selama gerak jalan. Tapi kenyataannya...saya diminta menggantikan tugas wali kelas. Tugasnya... mendampingi murid-murid selama gerak jalan.

Murid kelas TKJ yang saya dampingi selama gerak jalan

Dan... Astagaa... Saya baru sadar kalau mendampingi murid SMK lebih ribet daripada mendampingi anak TK-SD yang dengan imutnya mengikuti gerak jalan. Murid SMK bisa dibilang nggak-bisa-diam. Sepanjang rute, mereka bercanda, menggosip sana-sini, berpencar, lalu gabung dengan kelas lain. Hasilnya, baru menempuh rute perjalanan 40%, saya udah hampir nggak bisa mengontrol mereka.

Continue reading H+7 HUT Republik Indonesia [2/2]

8.9.14

Back to School

Oke, saya pernah bilang bahwa jadi guru itu sulitnya disini. Tapi belakangan, saya bersyukur karena semua itu nggak seberapa dibanding beban teman yang kerja di tempat lain dengan segudang masalahnya.


I started to enjoy all the things here. Dari tadinya yang hobi kabur setelah jam mengajar selesai, sekarang saya malah betah nongkrong di lab sampai jam sekolah berakhir. Entah itu buat sekedar bercanda, curhat tentang kegalauan hidup, ataupun sharing tentang rencana masa depan.

Continue reading Back to School

28.8.14

20.5.14

That is Not Easy

Kalau Meykke dan kak Mei adalah guru untuk anak pre-school dan TK yang unyu, maka saya adalah guru untuk anak SMK yang nggak-unyu-sama-sekali. Ceritanya, sudah hampir setahun ini saya (kejebak) mengajar di sebuah SMK di kota Malang. Awalnya ngerasa menderita-banget, tapi mau-gak-mau akhirnya juga harus berusaha menikmati kerjaan ini. Saya mengajar mata pelajaran produktif Informatika di kelas X, XI, dan XII.

Kelas XI dan XII bisa dibilang kelas yang sepiMereka cenderung diam alias nggak rame di kelas, bahkan kalau sedang nggak-mood, mereka lebih memilih untuk tidur dikelas... atau...nyepik gurunya. Jangan dibayangin seperti apa nyepiknya, yang jelas cukup "mengerikan"...

Hal ini beda 360 derajat dengan kelas X yang "aktif rame-bergerak-keluyuran dalam kelas". Banyak cara udah saya coba, mulai dari mendiamkan, memberikan nasehat, mengacak tempat duduk, dan segudang cara lainnya. Bisa dibilang cukup berhasil untuk beberapa waktu, tapi masih nggak terlalu berhasil buat mengatasi mereka yang sering melakukan hal-hal nggak ngenakin saat moodnya buruk.

Awalnya, saya pikir mengajar murid SMK akan lebih seru karena mereka udah mulai dewasa dan bisa diajak kerjasama dalam pelajaran maupun hal lainnya. Beda dengan murid TK atau SD yang masih harus diberi banyak arahan saat di sekolah.Tapi kenyataan yang ada itu nggak segampang ekspektasi saya. Murid SMK jauh lebih susah dikendalikan karena banyak faktor. Mulai dari faktor pergaulan yang nggak bener, lingkungan keluarga yang nggak kondusif, dan masalah pribadi yang kadang cukup complicated. And, I'm just freaking' out. Sepertinya I must find another way to "take-care" of them. But I just didn't find it yet.

Kalau ada orang yang bilang bahwa jadi guru itu enak, bisa pulang lebih cepet dari pegawai kantoran, dan nggak perlu susah dikejar deadline atau dimarahi atasan, itu semua salah. Atau seenggaknya, itu nggak berlaku di kasus saya. Jadi guru itu berat. Ada tanggung jawab besar untuk bisa mendidik murid biar menjadi sosok yang lebih baik. Perlu kesabaran, ketelatenan, dan pengertian yang tinggi terhadap tiap murid yang berbeda sifat, kepribadian, dan level kenakalannya.
Butuh mental yang keras tapi nggak kaku, tegas tapi nggak kasar, lembut tapi nggak memanjakan, prinsip yang kuat tapi tetap open minded, dan segudang hal lain yang nggak dimiliki orang pada umumnya.
Tapi, bisa jadi profesi yang sangat menyenangkan kalau kita udah bisa mengendalikan keadaan. Bisa jadi sahabat buat murid-murid saat mereka butuh. Dan yang pasti, bisa mengubah kepribadian kita menjadi orang yang jauh lebih baik, lebih sabar, lebih tegas, dan lebih bermanfaat buat orang lain.

Continue reading That is Not Easy

11.3.14

,

Malang Post M-Teens Competition 2014

Acara ini berlangsung tanggal 25-27 Februari 2014 di Aula Skodam Brawijaya, Malang. M-Teens Competition merupakan acara khusus remaja yang diadakan harian lokal Malang Post. M-Teens terdiri dari berbagai macam lomba keren dan diikuti oleh siswa-siswi SMP-SMA/SMK di kota Malang.

Karena kebetulan nggak ada jadwal mengajar di hari kompetisi, maka saya rajin datang ke acara untuk berburu foto dan... menjaga murid-murid. Iya, sekolah mengirim perwakilan murid-murid untuk lomba mading kategori SMA/SMK yang berlangsung selama tiga hari penuh. Saya stay disana di hari pertama dan kedua, dari jam 09.00 sampai jam 21.00.

Tema mading kompetisi adalah "Favourite Movies", dan dari sekolah, kita menggunakan tema "The Last Samurai". Mading berbentuk semacam gerbang menuju istana, dengan dekorasi atribut samurai lengkap dengan panji-panji perangnya di bagian depan, bunga sakura plus lampion di bagian samping, dan kolam serta perahu perang di bagian belakang.

 Penampakan mading sekolah : The Last Samurai

Continue reading Malang Post M-Teens Competition 2014