29.8.13

The Quick Meet Up

Finally, this was our second hangout after the last week in pizza time. Nisa balik dari Surabaya jam 11 setelah selesai tes TKD. Dan... Congrats for her! Dia lulus tes TKD walaupun sempat frustasi saat ngerjakan soal yang sulit. Kali ini kita ke tempat yang namanya Simpang Luwe (padahal plang bertuliskan nama tempatnya ini gak terlihat di bagian manapun). Err...

Kita bertemu disana tepat jam 14.00. Menu yang disediakan disini bermacam-macam. Dari western sampai Indonesian food. Bahkan ada menu yang merupakan fusion dari western-Indonesian, misalnya "spaghetti rendang". Karena gak berniat makan yang berat, kita memesan 1 porsi sandwich (yang terdiri dari 2 slices) buat berdua dan minuman bersoda-soda yang fresh, yang dua-duanya berwarna hijau. Well, as I said before, kita memang sehati (lagi). Walaupun nama minumannya berbeda, yaitu Lychee Mist dan Mojito Mint.



Selesai makan dan berfoto-foto, Nisa buru-buru ngajak pulang karena dia mau have a date with her BF. Kita pulang jam 15.00. Rekor ketemuan kita yang tercepat selama ini. Ciee banget yang mau kencan. Yah seandainya I do have a boyf...ah sudahlah.

Seperti biasa, Nisa's English version : Simpang Luwe
Continue reading The Quick Meet Up

25.8.13

Pizza Time

Akhirnya bisa hangout bareng Nisa lagi setelah beberapa bulan vakum gara-gara she was home-prisoner . Kita hangout di Pizza Hut restaurant setelah selesai fitting kebaya (bukan-buat-nikahan). Udah lama gak ke sana, dan sekarang harga di pizza hut mulai meroket. But actually, tempatnya nyaman, bagus buat foto-foto, dan enak buat ngobrol (kebiasaan cewek).

 
Kita ngobrol banyak tentang job opportunity (maklum lagi semangat nyari kerja), boys/guys-stuff (bahan yang secara gak sengaja jadi tema-wajib buat diomongin), dan ngobrol tentang banyak hal yang penting-gak-penting lainnya.  Kita juga take a photo buat diikutkan di lomba yang diadakan gramedia. Tapi keliatannya Nisa berubah pikiran dan fotonya batal diikutkan di lomba itu. Well, It was fun that day, and I can't wait to the next hangout setelah dia tes TKD akhir bulan ini.

NB : Postingan Berbahasa Inggris versi Nisa ada disini
Continue reading Pizza Time

20.8.13

Yang Tersisa dari Skripsi

Skripsi. Kata ini hampir selalu jadi momok buat mahasiswa semester akhir. Akhir tahun lalu, galau banget dengan kata ini. Tiap ada yang nyebut kata "skripsi", bawaannya langsung mules dan hampir pingsan. Saat itu rasanya selalu pengen tidur pulas lalu terbangun di bulan September tahun 2013 ini dengan status "alumni" dan tentu saja, skripsi yang udah ber-hardcover hitam.

Then, karena sesuatu hal, akhirnya bener-bener bisa terbangun. Bukan di bulan September, tapi di bulan Februari 2013 dengan skripsi yang masih stuck di bab 3. Bukan dengan kondisi mental yang "semangat 45", tapi dengan kondisi mental yang super-down. Ibaratnya pas di titik terendah dalam hidup, and I pushed my self to move forward.  
Just go-go-go, that's all I think about. Yang ada di pikiran saat itu adalah "lakukan apa yang ada didepan" dan target "selesai dalam 2 bulan"
Mulai dengan bikin produk dari  0%, ngejar dan nungguin dosen setiap hari dari pagi-sore biar dapat acc, sampai mondar-mandir ke sekolah-kampus-rumah-tempat fotocopy demi berkas-berkas yang ketinggalan dan butuh revisi. Plus, nge-print beratus-ratus lembar, dan ngulang berkali-kali di halaman yang sama karena kesalahan yang remeh.

Capek. Banget. Kadang hopeless, jenuh, pengen nyerah, dan berhenti buat istirahat. Tapi justru disaat memutuskan untuk "berhenti sejenak", pasti nanti akan sulit buat mulai ngerjakan lagi. Buat mengatasi itu, tiap selesai satu step (misal: pas selesai dapat satu acc dosen), sempatkan buat ngasih reward ke diri sendiri. Rewardnya bisa dalam bentuk apapun (misal : reward dua jam jalan-jalan, atau reward 3 jam ngeblog). Lalu tiap pengen nyerah, baca mantra "jangan cengeng, harus kuat, just move-move-move". And, sampai gak percaya waktu tepat dua bulan, pas bulan April, dinyatakan "lulus dengan revisi".

The hardest battle for strongest warrior. Seberat apapun "pertempuran" skripsi itu, buktikan bahwa kamulah yang ter-tangguh. Kalau kamu menyerah, you'll never be the strongest, and just ended up like a loser.
Kadang kita secara gak sengaja seringkali membuat sugesti "ini gak mungkin, pasti sulit, aku gak sepintar itu, dan aku gak mampu, dll". Sehingga kita gak melakukan apapun untuk menyelesaikan skripsi. Disitulah kesalahan fatal yang kita lakukan. Skripsi lebih seperti perlombaan untuk mendaki ke puncak. Yang menang bukan hanya yang terpintar atau yang diam memikirkan taktik dan ketakutan untuk mendaki tanpa melakukan apapun. Tapi yang menang adalah yang terus berusaha dan gak pernah berhenti sebelum mencapai puncak.
When you found its way to the top, a sentence like "It's too rough!", "Can you do it?" Or "Could it?" were not its problems at all! You just needed to HIKE! HIKE ! -Rikiya Gaou, Eyeshield 21's comic-
Keyakinan dan kebiasaan "gak pernah berhenti" itulah yang akan membuat semuanya menjadi mungkin. Bahkan kebiasaan itu masih kebawa sampai sekarang dan sangat berguna untuk "gak pernah berhenti" belajar, berburu pekerjaan, S2, dll. Dan ini sudah terbukti di beberapa kasus.

Masih inget sama cerita tentang A little helper yang disini dan disini ? Dia juga memulai skripsi dalam keadaan down, dan kepikiran mundur lagi 1 semester. Tapi tiap mau berhenti, dia selalu ingat perjuangan yang udah dia lalui buat lulus di semester ini. Dan sekarang, dia sudah selesai skripsi dan dinyatakan lulus. Semuanya selesai dalam 2 bulan juga, tepat sesuai target. I'm proud of him. And I'm proud of being his little helper. *popsconfetti

Nah, buat yang skripsinya belum selesai atau masih stuck karena berbagai hal, jangan sampai "dijatuh"in atau sampai di kondisi down dulu biar terpacu buat skripsi. Karena walaupun ampuh, tapi berat-banget berjuang di kondisi yang down itu. So, tunggu apalagi, selesaikan skripsi mulai sekarang juga. Semangatt !!!
Continue reading Yang Tersisa dari Skripsi

18.8.13

IRUPUSMEONG (︶ω︶), Kucing yang...

Pertama kenal blog kak pipit ini adalah dari komunitas Warung Blogger. Nama IRUPUSMEONG (︶ω︶) sangat eyecatching. Saat berkunjung ke blognya di sini , simple template kombinasi ungu-putih yang digunakan cukup bagus, dengan emote kucing yang sangat unyu pada judul blog.


Sidebar follower sebaiknya tidak ditaruh di bagian atas dengan memanjang karena cukup mengganggu. Di bagian sidebar sebelah kiri, pada bagian arsip terlihat sangat berantakan dengan penggalan judul posting yang tidak teratur. Sebaiknya size sidebar sebelah kiri itu diperlebar, sehingga arsip akan lebih teratur. Slider di bagian "Pipit bagian dari" sangat tidak efektif karena slider hanya berfungsi untuk sedikit pergeseran pada banner komunitas. Sebaiknya size diperpanjang sehingga tidak menggunakan slider. 



Di kolom komentar warna yang digunakan kurang contrast. Sehingga reply komentar sulit dibaca. Kalau menggunakan warna background ungu, sebaiknya tulisan di komentar menggunakan warna putih. Konten blog cukup menarik dengan bahasa yang gaul dan atraktif. Artikel tentang praja seharusnya dibuat lebih banyak, untuk menunjukkan ciri khas kak pipit yang memang seorang praja.

Overall, blog kak pipit cukup menarik untuk dikunjungi. Selain dari awal udah dibuat penasaran dengan nama blognya, artikel dan foto pada profil kak pipit cukup atraktif dan bisa menambah wawasan kita tentang dance cover menggunakan lagu dari boyband-girlband korea.

Kalau dihubungkan dengan nama blog yang berbau ke-kucing-an, kak pipit adalah kucing yang tomboy, konyol, dan suka joget ala korea.


Postingan ini diikutsertakan dalam :
Continue reading IRUPUSMEONG (︶ω︶), Kucing yang...

16.8.13

Pasta Class

Nisa mengajak gue untuk masak dan makan pasta bareng di rumahnya. Dia juga meminta gue untuk bawa kamera. Gue bisa nebak, pasti ujung-ujungnya bakalan di posting di blog. Saat gue konfirm tebakan itu ke Nisa, dia mengiyakan. Dan gue kepikiran buat bikin postingan yang mirip, semacam postingan couple-an lah. dan ternyata dia memikirkan hal yang sama. Oke, kita emang sehati... Err...


Memasak pasta itu lumayan gampang. Hampir mirip dengan masak mie instant. Pertama kita merebus pastanya, lalu tiriskan dan taruh di piring. Selanjutnya kita hangatkan saus pasta instant, lalu siramkan diatas pastanya. Taburi dengan keju yang udah diiris tipis-tipis (opsional). Dan ternyata pasta itu lumayan banyak walaupun udah dimakan bertiga-bareng adiknya Nisa. But actually, the pasta was good enough. 

Gue sengaja bikin postingan dalam bahasa Indonesia biar hasilnya bisa sedikit berbeda dari postingannya Nisa. Kalian bisa baca postingan versi Nisa yang dibikin dalam bentuk bahasa Inggris disini


Continue reading Pasta Class

12.8.13

The Three Scars

Being in a friendship with a guy was an interesting thing. They didn't start rumors, but they talked some new knowledge about technology, automotive, sport, and music instrument. They weren't two faced. They were honest about what they liked, and what they hated. With them, I always had some fun through their laughs, some long talks, and the things that we've done together.

Through the togetherness, I got closer with those guy best friends. I never thought of falling for them. But it happened. Somehow it left the scars, and then ruined the line between friendship and more. 


First time I had fallen for “The Forbidden Focus”. I got closer with him after our graduation. We were hanging out together, or talked about our dreams. Everything was fine, until he announced his new relationship with a girl. I didn't expect to fall, but I felt a deep sadness when he left after he had that relationship. A one side love, I thought.

He came into my life only to teach me about how to live alone. He gave a real painful of loving someone so deeply. I couldn't felt any happiness since he left. I missed his smile, his clumsy style, his wisdom, and his way of calm me down. I blamed my self for doing nothing to make him mine. He was a forbidden focus, because when I focused in our memories, the pain of losing him will hurt me so much. I’m sick of falling in love, especially with him.

I learned that one side love was tiring. We couldn't stay with someone who never loved us back. If we forced to love, and hoped that he will understand someday, we’ll be hurt by our self. I learned that waiting was wasting. When you decided to wait, you have to make sure that they're worth the wait. If he didn't worth for it, leave them. You couldn't wait forever. 


The second time happened for “Dirty Little Secret”. I gave that name because we got closer when he had a girlfriend (it was the title of a song by All American Reject. If you read the lyric, you’ll understand my story). We laughed together, we fought for something stupid. What we’re fighting for, when we weren't in a relationship. His innocent, my anger, and our selfishness mixed up then broke the things up. Something had happened; I still couldn't forgive even when he had already asked for apologizes. 

Through the anger, I learned that someone who couldn't appreciate your existence was better of being kicked. You were wasting your time of waiting their appreciation. 


I almost fall for him, because before I had fallen, I found someone new. He was “Sunshine after the Rain”, the third. I got the name from a song title, if you read the lyrics; you will know how much he means to me. I never expect to go so far with him. He was perfect type to be a friend; an interesting type of a guy. He was friendly, have a good sense of humor, and lovable. We got closer, started in a sick twisted relationship; end up in a trap of fate. 

He could make me happy with his kindness, caring, and loving. He appreciated my existence. He put much effort to comfort me. He taught me to be better.  I did care with him, so much. I couldn't get mad when he made some mistakes. I tried to be there when he needed. I wanted to make him happy, no matter what. I loved him, more than so much.

Things got wrong when a big problem hit us. He had no faith to hold me on, and I wouldn't be the only one fighting. He left me with the worst wound.  The scar remained for months. Then the time flied. The fate worked. Everything was back, as good as the beginning, I thought.

I learned how hard to forgive someone who hurt me so much. Forgiving is the hardest things to do, and forget the hurtful memories was almost-impossible. But when we put our best on it, we'll be able to forgive and forget. I learned to still be nice for him, after the bad things happened. No guilt, no grudge, and no more hatred. I did, because we couldn't cure our own sufferings by making other suffers, right ?  


Those three scars gave the best lesson to me. I had learned enough about love. Next time, when I fall for someone again, I hope he will be the last one. I don’t know who will be my last one; it may be one of them, or none of them. But I’ll be sure; the last one will be someone better, someone who will hold my hands and become the one I build my home with. 



Postingan ini diikutsertakan dalam :
Giveaway 4th Anniversary Emotional Flutter


Continue reading The Three Scars