Saya nggak pernah berpikir untuk "membunuh" kesenangan saya dalam men-design sesuatu. Tapi ternyata, kesibukan dan kerjaan yang menggunung hampir membuat saya melupakan dunia design.
Sejak mulai kerja, dunia saya hanya berputar di ribetnya mengurusi murid-murid yang lumayan susah diatur, pelajaran yang kadang nggak saya sukai, kerjaan tambahan untuk mengerjakan raport tiap akhir semester, dan memikirkan seribu cara buat curi-curi waktu demi ngeblog. And, I'm almost fed up, sampai suatu hari, entah-kenapa, banyak tawaran design yang datang.
Tawaran pertama dari guru di sekolah yang meminta saya ikut mengelola majalah sekolah sebagai layouter. Karena punya basic menjadi layouter saat SMA dulu, saya setuju dan lumayan semangat untuk mengerjakannya. Belum selesai mengerjakan semua layout, tawaran lain datang dari salah satu member BE, Elang. Dia menawarkan saya buat ikut dalam redaksi e-magz dari suatu komunitas sebagai graphic designer.
Dua tawaran design berhasil membuat saya nggak tenang karena selalu dikejar deadline. Ribet juga saat harus bagi waktu antara mengajar, me-layout majalah sekolah, dan menyetor design untuk e-magz. Semua kerjaan design itu benar-benar membuat saya berusaha keras melatih otak kanan. Tiap halaman baru dalam layout akan butuh satu ide kreatif yang bisa membentuk halaman itu jadi menarik buat pembaca. Tapi justru disitulah hal yang menyenangkannya. Rasanya senang saat bisa menemukan dunia design lagi setelah sempat menghilang karena banyak hal.
Sialnya, sejak otak kanan dipaksa untuk berpikir kreatif, otak kiri jadi kehabisan ide sehingga kurang produktif. Blog jadi sepi selama dua mingguan, pengen bikin postingan tapi ribet dengan ini-itu, dan ke(banyak)an alesan lainnya. Yah, sepertinya saya perlu belajar untuk menyeimbangkan kerja otak kanan-kiri, biar tetep bisa ngeblog meski dikejar deadline design... hahaha.
Continue reading Dikejar Deadline
Sejak mulai kerja, dunia saya hanya berputar di ribetnya mengurusi murid-murid yang lumayan susah diatur, pelajaran yang kadang nggak saya sukai, kerjaan tambahan untuk mengerjakan raport tiap akhir semester, dan memikirkan seribu cara buat curi-curi waktu demi ngeblog. And, I'm almost fed up, sampai suatu hari, entah-kenapa, banyak tawaran design yang datang.
Tawaran pertama dari guru di sekolah yang meminta saya ikut mengelola majalah sekolah sebagai layouter. Karena punya basic menjadi layouter saat SMA dulu, saya setuju dan lumayan semangat untuk mengerjakannya. Belum selesai mengerjakan semua layout, tawaran lain datang dari salah satu member BE, Elang. Dia menawarkan saya buat ikut dalam redaksi e-magz dari suatu komunitas sebagai graphic designer.
Beberapa hasil layout e-magz
Dua tawaran design berhasil membuat saya nggak tenang karena selalu dikejar deadline. Ribet juga saat harus bagi waktu antara mengajar, me-layout majalah sekolah, dan menyetor design untuk e-magz. Semua kerjaan design itu benar-benar membuat saya berusaha keras melatih otak kanan. Tiap halaman baru dalam layout akan butuh satu ide kreatif yang bisa membentuk halaman itu jadi menarik buat pembaca. Tapi justru disitulah hal yang menyenangkannya. Rasanya senang saat bisa menemukan dunia design lagi setelah sempat menghilang karena banyak hal.
Proses layout majalah sekolah yang nggak selesai-selesai...hikss