5.11.13

PKK : Cerita ABG : Karena Mereka Berbeda

Lingkungan kerja saya sangat dekat dengan para ABG dan semuamasalah yang membelitnya. Ya, saat ini saya kerja sebagai guru di sebuah SMK.

Murid-murid saya bisa dibilang termasuk kategori "super". Memang mereka bukanlah separah remaja yang sering terlibat masalah video porno, narkoba dan semacamnya. Tapi kebanyakan dari mereka seenggaknya pernah menghadapi masalah yang berat, bahkan sangat berat, mirip yang sering dialami para tokoh utama di sinetron bertema cerita ABG.

Secara umum, murid-murid kelas X yang baru masuk di tahun ajaran ini punya tingkah laku yang sangat sulit dikendalikan. Mereka sering membuat ulah dikelas, bercanda dengan cara yang keterlaluan, misalnya : hampir melempar temannya dari lantai 3 gedung sekolah, meludah di sembarang tempat, melompat pagar demi kabur dari jam pelajaran, dan berkata kasar pada guru. Parahnya, saat ditegur oleh guru, mereka hanya senyum-senyum tanpa ada rasa bersalah sama sekali.

Hubungan mereka dengan orang tua dirumah juga nggak sepenuhnya baik. Masalah semacam broken home, orang tua yang menikah lagi, dan kabur dari rumah sudah pernah mereka alami. Komunikasi antara guru-murid-orang tua pun sering menjadi berantakan. Orang tua tidak pernah tahu menahu tentang sikap anaknya yang bergejolak, bahkan informasi dari sekolah untuk orang tua pun kadang nggak tersampaikan dengan baik.

Pendidikan dan tata tertib untuk ABG yang berlangsung di sekolah kadang nggak cukup untuk membuat mereka jera, sedangkan pendidikan di rumah yang kurang akan membuat mereka selalu memberontak. Pendidikan di sekolah tanpa pendidikan di rumah nggak akan berhasil, dan sebaliknya. Untuk itu, diperlukan kerjasama yang baik antara orang tua di rumah, dan guru di sekolah.

Ya, mereka berbeda. They're not a child, and not yet an adult. Usia ABG seperti mereka memang merupakan usia yang sangat rentan. Salah penanganan akan membuat mereka semakin sulit dikendalikan. Cara terampuh adalah mendekati mereka secara personal. Saat didekati secara personal, sebagian dari mereka justru bisa sangat terbuka saat menceritakan masalah-masalahnya.
ABG seperti mereka hanya ingin didengar dan dimengerti, bukan di-judge dengan segala kenakalannya. Walaupun memang umumnya yang terlihat dari mereka hanyalah kenakalannya. 
Dalam beberapa cerita, saya bisa melihat kepribadian mereka yang lain. Kepribadian mereka yang mulai berpikiran dewasa, dan sejuta rencana mereka untuk masa depan serta membuat orang tuanya bahagia. Saya juga melihat perjuangan, pengorbanan, dan pola berpikir mereka yang kadang "dipaksa" untuk bersikap dewasa di usia mereka yang rentan.

Dulu saya berpikir bahwa cerita-cerita ABG yang ada di sinetron remaja dan FTV hanyalah fiksi yang berlebihan. Tapi saat berhadapan dengan realita di lingkungan sekitar, saya mulai percaya bahwa cerita-cerita itu juga merupakan potret nyata dari kehidupan ABG masa kini.

Dan jelas, dengan kondisi yang seperti itu akan menjadi pekerjaan rumah yang berat untuk guru dan para orang tua dalam mendidik anaknya. Bukan pendidikan yang asal-asalan, tapi pendidikan yang sebenarnya, yang akan membawa mereka menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.




52 comments:

Unknown said...

berilah dukungan pada anak remaja, karena ia ingin "dimengerti", ingin diperkatikan selalu... bagi orang tua, posisikan ia sebagai mitra, bukan anak, tapi kawan sejawat dalam batas-batas tertentu..

miffaradisa said...

iya, bener banget gha...

Anonymous said...

Masa ABG adalah masa yang unik dimana dia sudah beranjak ke arah dewasa namun masih terbawa kekanak-kanakannya, Pencarian jati diri dan ingin keberadaanya di akui membuat mereka bertingkah laku aneh-aneh yang disebut sebagai kenakalan. Perlu diketahui bahwa masa ini adlah masa dimana seorang manusia mempunyai empati terbaik, coba lihat senakal apapun mereka mereka tetap setia kawan dengan teman-temannya, saling membantu dan lain sebagainya. Untuk itu sebagai orang dewasa harus tahu setrategi memanfaatkan masa-masa ABG ini dengan memberi dukungan dan kesempatang serta membina kenakalan mereka menjadi sebuah prestasi.

miffaradisa said...

nah, iya...memang butuh penanganan ekstra dalam mengatasi setiap ABG dan permasalahannya...

Unknown said...

terima kasih sudah turut mendukung gerakan PKK Warung Blogger

Artikel sudah tercatat sebagai peserta

Unknown said...

he em... setuju!! sip... aku suka gaya tulisanmu yang sistematis, mudah dipahami...

miffaradisa said...

hehe. btw komen km selalu bermanfaat lo..makasih ya..

miffaradisa said...

yup, makasih...

Willi Anugrah said...

kadang bangga juga sih ngeliat abg yang sedari dini udah nyiapin masa depannya ..
tapi kadangan malah iba ngeliat abg2 lain yang malah ngabisin masa mudanya ke hal2 yg gak guna, kayak... apalah itu..

Roro said...

aku masih kategori ABG gak sih? .__. hahaha

untung saya dulunya bukan ABG yang kayak di sinetron-sinetron yaa
hohoho

gemasvidya said...

ini yang comment masih tergolong ABG loh xD nyehehehe

Wiwi Aswan said...

Ahhhh ABG, jadi merasa jlebbbb soalnya aku kan masih ABG *Senyum unyu-unyu ^^

Riza Firli said...

masa abg adalah masa masa dimana bisa bandel,..:D

miffaradisa said...

willy : nah iya, bener banget wil...

roro : wah ABG yang baik dong km... :D

miffaradisa said...

gege : oiya...termasuk golongan ABG yang baik kan ya.. :D

win : uhukk..ciee yang masi ABG...

riza : nah, iya..waktu bandel2nya... :D

Unknown said...

Aku masih ABG loh, umur masih 17thn, kira - kira ada masukan nggak buat remaja ingusan seumuran aku ? :D

Ohya, Kak Miftah... join blogku ya :D

kaneko said...

Asik ka mif jadi guruuu wuwuwu..
haha seru ga ka ? tapi sebgai anak stm gue malah bertemen sama abg2 kaya di atas ka haha

Unknown said...

komen ah, biar masuk pejuwan gugel.
*gak penting banget

Unknown said...

ngelap ingus dulu tuh, katanya masih ingusan, ahaha

Anonymous said...

mari jangan telantarkan ABG

Siska Dwyta said...

yup masa ABG adalah masa yang sangat rentan banyak pengaruh diluaran sana apalgi di zaman yang serba canggih gini,, keren dah komunitas yang ngadain ajang menulis tentang ABG ini,, semoga tulisannya terpilih kak,,,

Rinem said...

Waw bu guru keren...... hmmm asiknya bisa mempelajari karakter remaja dan bisa mencari solusi untuk mereka. Waw anak buahnya pak de colik di WeBe ternyata

FatimahAqila said...

Jaman sekarang abg itu salah mengartikan apa yg seharusnya menjadi hak mereka, terkadang diluar batas. Pdhal dengan mereka sudah remaja mereka bisa berpikir lebih dewasa, bukan hanya kepentingan dirianya saja.

Ane Blogger G4OL said...

ya bener anak abg hanya ingin di dengarkan curhatannya dan di mengerti
makanya berusaha untuk menjadi sahabat buat anak ABG nya

Mochamad Mochklisin said...

Hmm... bisa memantau ABG secara langsung bu....soalnya jadi Guru....hehehe
salam kenal...

miffaradisa said...

taufan : ada, masukannya jadilah ABG yang baik...haha

ridho : lah..baru mau bikin postingan tentang seru-nggak-seru-nya nih...

miffaradisa said...

penta : apaan sih..

edisipertama : yup, jangan diterlantarkan..

zhie : hehe. iyanih..makasih zhie...

miffaradisa said...

fatimah : nah, iya, kadang mereka sering seenaknya kayak gitu...

ane : iya, ini juga sudah berusaha buat jadi sahabat mereka...

muchlisin : iya, begitulah... salam kenal jg...

SINGA! said...

support support support setiap kegiatan positiv remaja indonesia, demi kemajuan bangsa kita adalah tulang punggung nya ;)

Rizky Arie Prima said...

jngan di diemin abg yang ke jalur yg salah mbak, tuntun mereka kedalam kegiatan yang positif :)

Matthiday said...

Sebagai perwakilan ABG-ABG, saya setuju tentang mereka yang ingin didengar dan dimengerti. Dulu, sewaktu saya masih ugal-ugalan. Niatnya cuma pengen cari perhatian aja kok, nggak lebih. Hehe.

Aditiya Zamrud Anggar Kasih said...

Sebenarnya FTV yang menayangkan kehidupan nyata ABG, atau ABG yang ikut-ikutan FTV?

Ahmad Mu'azim Abidin said...

pas masa abg ga bisa bernakal-nakal ria, pas udah dewasa malah ga bisa mengambil keputusan yg beresiko... kalo menurutku gitu sih, jadi kenalan remaja dalam kondisi tertentu adalah dibutuhkan dan wajar :)

Chaidir.Web.ID said...

Saya sangat setuju dengan tulisan ini.. ^_^
Rasanya memang, orang dewasa sekalipun juga tidak akan betah dan merasa nyaman jika terus-terusan di judge dan dilarang-larang! Itu wajar. Seharusnya yang perlu dilakukan itu iyaa pendekatan secara personal. Walaupun gak gampang tapi pasti jauh lebih efektif.

Nurul Prayoga Abdillah said...

tapi kak, menurut gue sih biarkanlah mereka bandel dan berekspresi asal jangan kriminal. ntar kalo enggak bandel di masa muda bakal nyesel loh kyk gue. ihihi. dulu gue enggak bandel, mungkin cupu. jd sedih :-(

Heni Puspita said...

Pas masih ngajar dulu memang paling menantang pas ngajar ABG ketimbang yang masih piyik-piyik atau SMA/kuliah/umum, kalau dikasi wejangan jawabannya ada aja, suka banget gangguin gurunya, tapi pas mereka cium tangan saat mau pulang dan bilang terima kasih, jadi luluh he he.

Tofik Dwi Pandu said...

mungkin bukan sinetronnya yg mencerminkan remaja jaman sekarng tapi remaja jaman sekarang yang bercermin (meniru) kepada sinetron yg bertebaran di layar kaca. -opini

emang mif, remaja itu suka ngejengkelin di daerah gue ajah pada mabok, kasian. kasian ibu bapaknya d rumah. nakal banget emng mereka.

Anonymous said...

mana nich komentarnya penta?? :D

Unknown said...

Sebenarnya, semua permasalahan kenakalan remaja berawal dari kehidupan di rumahnya (maaf bagi para orang tua). Sejatinya, bila orang tua memperlakukan dengan seharusnya, insyaallah anak tidak nakal. Kecuali, juga karena pengaruh teman-temannya yang super nakal pula.

Oh iya, ngomong-ngomong terimakasih banyak ya atas semuanya...

Unknown said...

Ahh aku anak kecil belum ABG jadi gak ikut ikutan "̮ ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ "̮ :DD

Moti Peacemaker said...

ini dimensi umur yang...kadang2 sulit ditebak..
labil mungkin orang bilang...

tapi bukankha suatu hal yang wajar..sebab masa tersebut menjadi masa pencarian jatidiri....

harus saling mngerti...
bener kata bang ma'ruf....jadiin mitra...

remaja punya potensi lebih untuk jadi hebat..masih punya bnyk waktu

FatimahAqila said...

Remaja jaman skrang hrus lebih bnyk pendidikan moral :D

Risah Icha Az-zahra said...

wah rame juga ya yg ikut iven ini... semoga menang yaa....

abg emang butuh di mengerti, tapi kalo kita terlalu ngertiin bisa berabe juga. hahaha

Cerita ABG said...

Maaf artikel Cerita ABG anda bermasalah, mohon segera diverifikasi.. ! Terima kasih... :)

miffaradisa said...

bermasalah gimana maksudnya..?

Lia Damanik said...

Iya, anak ABG emang gak bisa dikerasin Mif. Makin membludak nanti emosinya.

shafira lost my angel said...

sangat... mantabh sekali artikelnya

zhu cun lee said...

anak abg juga gak bisa dikasarin,,, hehe

Ria Rochma said...

memang harusnya ada keseimbangan antara orangtua dan guru dalam mendidik anak. kalau jomplang salah satunya, nggak akan berhasil. karena si anak sudah tidak memiliki kepercayaan.

Modzjempol said...

Artikel yang bagus sekali, semoga cerita abg nya masuk di pejwan. Salam kenal aja ya?

obat kanker payudara said...

cuaca dingin begini asiknya baca-baca informasi bermanfaat yang seperti ini dulu, terimakasih atas informasinya

Robianus Supardi said...

Gue jadi inget sesuatu saat baca ini, MIf "Hanya ingin didengar dan dimengerti"

Emang sih harusnya guru dan orang tua adalah dua pihak yang harus berjalan beriringan saat mendidik anak, kalo cuma satu pihak agak sulit. Pokoknya, berikan yang terbaik aja deh buat mereka.

Rajin amat lo ikut iven, bagi2 dong kalo ada info :)
Mudah-mudahan menang yah.