Skripsi. Kata ini hampir selalu jadi momok buat mahasiswa semester akhir. Akhir tahun lalu, galau banget dengan kata ini. Tiap ada yang nyebut kata "skripsi", bawaannya langsung mules dan hampir pingsan. Saat itu rasanya selalu pengen tidur pulas lalu terbangun di bulan September tahun 2013 ini dengan status "alumni" dan tentu saja, skripsi yang udah ber-
hardcover hitam.
Then, karena sesuatu hal, akhirnya bener-bener bisa terbangun. Bukan di bulan September, tapi di bulan Februari 2013 dengan skripsi yang masih
stuck di bab 3. Bukan dengan kondisi mental yang "semangat 45", tapi dengan kondisi mental yang
super-down. Ibaratnya pas di titik terendah dalam hidup,
and I pushed my self to move forward.
Just go-go-go, that's all I think about. Yang ada di pikiran saat itu adalah "lakukan apa yang ada didepan" dan target "selesai dalam 2 bulan".
Mulai dengan bikin produk dari
0%, ngejar dan nungguin dosen setiap hari dari pagi-sore biar dapat acc, sampai mondar-mandir ke sekolah-kampus-rumah-tempat
fotocopy demi berkas-berkas yang ketinggalan dan butuh revisi.
Plus, nge
-print beratus-ratus lembar, dan ngulang berkali-kali di halaman yang sama karena kesalahan yang remeh.
Capek. Banget. Kadang
hopeless, jenuh, pengen nyerah, dan berhenti buat istirahat. Tapi justru disaat memutuskan untuk "berhenti sejenak", pasti nanti akan sulit buat mulai ngerjakan lagi. Buat mengatasi itu, tiap selesai satu
step (misal: pas selesai dapat satu acc dosen), sempatkan buat ngasih
reward ke diri sendiri.
Rewardnya bisa dalam bentuk apapun (misal :
reward dua jam jalan-jalan, atau
reward 3 jam nge
blog). Lalu tiap pengen nyerah, baca mantra "jangan cengeng, harus kuat,
just move-move-move".
And, sampai gak percaya waktu tepat dua bulan, pas bulan April, dinyatakan "lulus dengan revisi".
The hardest battle for strongest warrior. Seberat apapun "pertempuran" skripsi itu, buktikan bahwa kamulah yang ter-tangguh. Kalau kamu menyerah, you'll never be the strongest, and just ended up like a loser.
Kadang kita secara gak sengaja seringkali membuat sugesti "ini gak mungkin, pasti sulit, aku gak sepintar itu, dan aku gak mampu, dll". Sehingga kita gak melakukan apapun untuk menyelesaikan skripsi. Disitulah kesalahan fatal yang kita lakukan. Skripsi lebih seperti perlombaan untuk mendaki ke puncak. Yang menang bukan hanya yang terpintar atau yang diam memikirkan taktik dan ketakutan untuk mendaki tanpa melakukan apapun. Tapi yang menang adalah yang terus berusaha dan gak pernah berhenti sebelum mencapai puncak.
When you found its way to the top, a sentence like "It's too rough!", "Can you do it?" Or "Could it?" were not its problems at all! You just needed to HIKE! HIKE ! -Rikiya Gaou, Eyeshield 21's comic-
Keyakinan dan kebiasaan "gak pernah berhenti" itulah yang akan membuat semuanya menjadi mungkin. Bahkan kebiasaan itu masih kebawa sampai sekarang dan sangat berguna untuk "gak pernah berhenti" belajar, berburu pekerjaan, S2, dll. Dan ini sudah terbukti di beberapa kasus.
Masih inget sama cerita tentang
A little helper yang
disini dan
disini ? Dia juga memulai skripsi dalam keadaan
down, dan kepikiran mundur lagi 1 semester. Tapi tiap mau berhenti, dia selalu ingat perjuangan yang udah dia lalui buat lulus di semester ini. Dan sekarang, dia sudah selesai skripsi dan dinyatakan lulus. Semuanya selesai dalam 2 bulan juga, tepat sesuai target.
I'm proud of him. And I'm proud of being his little helper. *
popsconfetti
Nah, buat yang skripsinya belum selesai atau masih
stuck karena berbagai hal, jangan sampai "dijatuh"in atau sampai di kondisi
down dulu biar terpacu buat skripsi. Karena walaupun ampuh, tapi berat-banget berjuang di kondisi yang
down itu. So, tunggu apalagi, selesaikan skripsi mulai sekarang juga. Semangatt !!!