Perjalanan menuju hari-H pelaksanaan LKS diwarnai dengan berbagai drama. Dimulai dari drama penunjukan siswa yang didaulat mewakili sekolah, drama technical meeting, dan drama pelaksanaan lomba.
Penunjukan ini dilakukan dengan seleksi beberapa siswa yang dinilai berpotensi dan bagus dalam bidang desain. Seleksi dilakukan dengan memberikan tugas mendesain sebuah poster sesuai brief/ permintaan yang saya berikan. Dari 4 siswa yang diseleksi, (rencananya) akan diambil 3 siswa untuk mewakili sekolah. Drama dimulai saat ada pengumuman jika yang boleh diberangkatkan hanya 1 siswa untuk mewakili tiap sekolah. Whatt... saya yang sudah terlanjur memilih 3 siswa pun, harus pelan-pelan memberikan pengertian ke siswa, meminta maaf, dan menjelaskan bahwa yang diberangkatkan hanya salah satu dari mereka. *thanks God karena siswa saya tipe yang "take it easy", jadi nggak tersinggung atau marah-marah saat nggak terpilih. Hahaha.
Hasil design siswa dalam proses seleksi
Setelah urusan persyaratan "dianggap" beres, saya dan siswa berangkat ke lokasi. Bayangan saya, technical meeting akan berlangsung lama karena berisi penjelasan detail untuk lomba. Kenyataannya, beda. Technical meeting diawali dengan pembukaan, lalu briefing lomba dilakukan secara terpisah untuk tiap cabang lomba dengan..sangat singkat. Hahaha.
Setelah technical meeting, kami kembali ke sekolah demi "melatih" siswa untuk lomba keesokan harinya. Saya yang nggak berpengalaman pun bingung harus melatih dengan cara apa. Sementara siswa pun bingung besok harus membuat desain seperti apa. Akhirnya, saya hanya memberikan gambaran ide desain, contoh trend design yang happening, dan beberapa contoh desain lainnya.
Keesokan harinya, hari pelaksanaan lomba dimulai dengan melengkapi segala persyaratan yang harus dibawa. Lalu, saya dan siswa sengaja berangkat ke lokasi lebih awal untuk "beradaptasi" dan menghilangkan nervous. Lomba dimulai pukul 08.00, sementara kita tiba di lokasi pukul 07.30. Dan selama waktu menunggu, saya memberikan brief ide yang "sekiranya" bisa digunakan, menyiapkan peralatan untuk lomba, dan memberi motivasi agar siswa tidak stress, nervous, dan merasa tertekan.
*At the time, I feel banget bagaimana perasaan orang tua yang heboh-sendiri saat mengantar anaknya mengikuti lomba. Hahaha.
0 comments:
Post a Comment