Si A adalah orang yang baik, bahkan sangat baik ke orang-orang di sekitarnya, dan (pacar)-pacarnya. Iya, dia semacam spesies player. Saya nggak tertarik dengan sifat playernya, tapi tertarik dengan sifatnya yang sangat-berusaha-ngasih-yang terbaik buat seseorang, termasuk pacarnya. Dia adalah tipe orang yang akan melakukan sangat banyak hal demi orang yang (saat itu) dicintainya. Dia juga akan benar-benar memperjuangkan apa yang menjadi impian dan cita-citanya. Dia sering mengorbankan banyak hal untuk sesuatu yang (menurutnya) sangat berharga. Bahkan, terkadang dia nggak peduli apakah perjuangannya akan berhasil ato nggak, apakah pengorbanannya akan dihargai atau nggak, dan kadang dia nggak peduli apakah suatu saat dia akan terluka dan menyesal karena put too much effort for the wrong things.
Si B juga orang yang baik, dan penuh perhitungan untung-rugi. Dia akan baik, bahkan sangat baik ke seseorang, saat kebaikan itu nggak akan menimbulkan resiko-resiko yang suatu saat akan membuatnya terluka. Ya, dia sangat-takut terluka dan menyesal jika suatu saat (ternyata) dia sadar bahwa telah berbuat baik pada orang yang (akhirnya) menyakitinya. Dia akan melakukan sangat banyak hal untuk orang yang dinilainya tepat, memperjuangkan apa yang menurutnya layak, dan berkorban untuk hal-hal tertentu (setelah melakukan berbagai pertimbangan). Dia akan sangat mempertimbangkan semua resiko jika suatu saat perjuangan, pengorbanan, serta usahanya untuk orang lain berakhir sia-sia. Dia nggak akan terlalu-berusaha keras dalam segala hal, karena kemungkinan suatu saat akan berakhir sebagai suatu kegagalan, keputusasaan, luka, dan penyesalan.
how much will you pay for the game? kalau hidup ini diibaratkan seperti dunia game-atau semacam judi, kira-kira seberapa banyak usaha yang akan kamu (bayarkan) untuk mendapatkan apa yang diinginkan? Apakah akan mempertaruhkan semuanya? atau akan memperhitungkan segalanya lalu akan mulai bertaruh saat mendapatkan peluang yang sangat bagus?Dari dua contoh diatas, tipe A dan B, saya nggak menilai salah satunya benar dan yang lainnya salah. Setiap orang punya hak untuk memperjuangkan, mengorbankan, dan meraih sesuatu yang menurutnya layak. Terlalu freak dengan tipe A akan membuat kita menjadi terlalu berani dan kehilangan segalanya jika nantinya hal yang kita perjuangkan nggak berjalan sesuai keinginan. Sedangkan terlalu freak dengan tipe B akan membuat kita menjadi penakut yang terlalu lama menghabiskan banyak waktu untuk mempertimbangkan banyak hal, tanpa melakukan apapun.
Semua pilihan akan ada resikonya, tapi pilih yang resikonya sanggup untuk ditanggung.Berjuang untuk apa yang sekiranya layak diperjuangkan. Berkorban tapi tetap menjaga agar nggak kehilangan segalanya. Jangan sampai menyesal saat kehilangan sesuatu karena nggak pernah melakukan apapun untuk memperjuangkan dan mempertahankannya. Jangan sampai menyesal karena terlalu banyak (memaksa) melakukan sesuatu sehingga kehilangan segalanya. Just be brave, and take the risk. But keep up from falling too deep.
23 comments:
gue orang bertipe B deh kayaknya, soalnya harus menimbang2 dulu
Kalau aku bilang curhat, ntar kamu protes lagi.. yaudah aku nggak bilang gitu. :3
btw kamu utang cerita deh sama aku... :3
suka banget sama quote "Jangan sampai menyesal karena terlalu banyak (memaksa) melakukan sesuatu sehingga kehilangan segalanya."
:")))
huyeahh!
Aku sangat suka dengan kata-katamu ini, dan saya berharap dapat izin untuk dikutip masuk ke dalam postingan blogku.. sumpah, paragraf ini sangat sesuatu banget bagiku.
“Berjuang untuk apa yang sekiranya layak diperjuangkan. Berkorban tapi tetap menjaga agar nggak kehilangan segalanya. Jangan sampai menyesal saat kehilangan sesuatu karena nggak pernah melakukan apapun untuk memperjuangkan dan mempertahankannya. Jangan sampai menyesal karena terlalu banyak (memaksa) melakukan sesuatu sehingga kehilangan segalanya. Just be brave, and take the risk. But keep up from falling too deep.”
Namanya perjuangan, tentu memerlukan pengorbanan. Dan, masalah berkorban tapi tetap menjaga agar nggak kehilangan segalanya, aku menjadi teringat saat pernah datang ke pondok madani (Tempat syuting film Negeri 5 Menara di GONTOR Ponorogo), dalam suatu tulisan yang terpampang besar sekali di dalam ruangan aula dituliskan “Berkorbanlah, namun jangan menjadi korban”. Artinya apa, kita berkorban untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar—tidak sekedar kembali modal.
Nah, terakhir nich, tidak berkorban sama sekali karena takut melangkah sebenarnya salah satu bentuk perlindungan diri yang berakibat fatal. Justru, ia tidak mendapatkan apa pun.
Sip, aku suka tulisanmu. Teruslah menulis, postingan ini menjadi ide dasar dalam postingan blogku selanjutnya dengan tema, mengenai waktu. Berapa banyak orang telah mengorbankan waktu untuk hal yang tak pantas diperjuangkan.
kayaknya sama..
Kalo aku bisa tipe A atau tipe B, tergantung lawan mainnya. Hahaha...
Kayaknya gue termasuk tipe B deh..
hayooo siapa sih si A dan si B???
terlepas dari siapa mereka, memang dua tipe orang tersebut benar2 ada di dunia nyata Miftah, aku juga pernah punya pengalaman berteman dgn tipe orang seperti mereka.
ya Hidup penuh resiko, tinggal gimana kita menyikapinya.
so, bermain2 tentang suatu tindakan boleh asal tak lupa sama tanggung jawabnya
latif : wah tipe B nih..
nizar : cerita apa...? nggak ada yg perlu diceritakan...haha
roro : sippp..makasih..ada pngalaman kyak gitu ya..? ehehe
ini kenapa ngga uat postingan ajah mas haha :D keren!
mif kayaknya kamu ini suka berfilosofi, mengambil intisari dari sebuah kejadian berdasarkan pengalaman dan nalar *ini apasih
over all asik tuh bacaannya cuma font-nya kurang gede, nggak keliatan :)
makasih semangatnya...
oh pernah jadi anak pondok ya... aku suka banget quote km ini --> “Berkorbanlah, namun jangan menjadi korban”
okee..diijinkan..silahkan pake sebagai bahan buat postingan km slanjutnya...
iya, itu kyaknya bisa dijadiin potongan postingannya pik..
dikit sih..soalny sering asal-kpikiran gt aja pas ada kejadian apa-gitu..
oiya..font ya,,dlu km jg prnah ngingetin soal ini, kpan2 ak otak atik lg deh,, ahaha
nisa : sama nih kita... *toss
robi : hmm.. B type..
wah...pngalaman jg ya mei...iya, ini jg ngambilnya dari knyataan..ehehe
sipp..bener banget...karena smua hal ada pertanggung jawabannya.. :D
Saya jadi mikir keras baca postingan ini, antara tipe A atau B. Jadi, bikin galau dadakan.Huh!
Tapi, kayaknya sih lebih cenderung ke tipe A. Asal spesis player-nya di hapus aja. Iya, mau seperti tetep gabisa. Pacar aja gapunya. (lah, ini kok malah curhat ya....)
Tulisannya bagus. Bisa buat perenungan diri. Makasih sharingnya ya, Miffa :)
kalo aku... kadang jadi yang A, kadang jadi yang B.. entahlah..
Tapi, seorang A akan selalu yakin akan yang diperjuangkan, jadi... entahlah
aku suka kalimat di paragraf terakhirnya.. yah yang namanya terlalu berlebihan dan terlalu kekurangan itu gak baik.. dan dari cerita di atas ttg si A dan si B kak Miftah menyimpulkan dengan sangat baik. berada di tengah2 sj:)
aku suka kalimat di paragraf terakhirnya.. yah yang namanya terlalu berlebihan dan terlalu kekurangan itu gak baik.. dan dari cerita di atas ttg si A dan si B kak Miftah menyimpulkan dengan sangat baik. berada di tengah2 sj:)
Akujkadang jadi tipe A, tapi kadang jd tipe B. Tergantung faktor pendukung dan besar resikonya.
Rahmat : ciee..buruan cari pacar deh...haha
Kak Lin : hehe. makasih kembali kak..
Huda : iya ya..entahlah...haha
Zhie : Nahh.. makasih zhie...
Elang : Sipp..bener banget lang...emang harus gitu kali ya... haha
miftah maapin aku baru sempet bw skarang abis pulkam lepi ga kebawa...hehehe..
gimana kalo A sama B kita blend ajah Mif?? terlalu mengorbankan segalanya atau pun terlalu mempertimbangkan sesuatu toh sama sama nggak bagus..tapi itu kenapa harus player yak yg A, kenapaaaa...padahal dia udah mau mengorbankan tapi kok udah ngorbanin gitu gabisa stick to just one person yak? kan dia jga udah ngorbanin semuanya? how ? @.@
yup..bener banget meykke..paling pas yan di blend...
wah kyaknya emg dia dasarnya udah susah buat stick for one person deh...haha
Post a Comment