29.4.15

Cerita dari UN CBT 2015

Seperti yang kita (semua) tahu, tahun ini Ujian Nasional dibuat dalam dua bentuk, yaitu PBT (Paper Based Test), dan yang terbaru~CBT (Computer Based Test). Dan, sekolah tempat saya mengajar memilih untuk melaksanakan ujian dalam bentuk CBT.

Memilih CBT berarti praktis untuk guru-guru yang biasanya menjadi panitia saat PBT, tapi berarti ke-ribet-an untuk guru-guru IT seperti saya. CBT~ seperti namanya, menggunakan komputer dan segala perangkatnya sebagai alat ujian. Sistem CBT dilakukan dengan menyiapkan komputer PC (minimal) sebanyak 1/3 dari jumlah keseluruhan siswa kelas XII. Itu berarti, 100 PC untuk sekolah saya yang jumlah siswanya 291. Lalu, 100 PC tersebut terbagi dalam 5 lab yang masing-masing memiliki 1 server yang nantinya akan terhubung ke server utama sekolah. semua persiapan itu harus di-beres-kan oleh sekitar 7 guru IT di sekolah, termasuk saya. Ditambah dengan jadi pengawas tryout selama 4 hari x 3 sesi (karena tiap sesi dilakukan sesuai jumlah komputer, yaitu 100 siswa. Maka akan ada 3x sesi untuk pelaksanaan ujian). Jadi, udah mulai terbayang betapa ribetnya?

Dalam pelaksanaan Ujian Nasional CBT, tiap ruangan (lab) akan dijaga oleh 1 proktor, 1 teknisi, dan 1 pengawas ujian dari sekolah lain. Proktor dan teknisi adalah "orang dalam" yang bertugas di sekolah sendiri. Teknisi adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kendali server. Sementara saya sendiri bertugas sebagai proktor. Fyi, proktor adalah semacam "pembawa acara" saat pelaksanaan ujian nasional. Tugas proktor adalah menjelaskan tata cara pelaksanaan ujian, memastikan bahwa semua peserta bisa login dengan benar, dan menjaga ketertiban (dan ketenangan) siswa selama pelaksanaan ujian.

Banyak hal-hal menarik yang terjadi selama pelaksanaan CBT. Berikut cerita selengkapnya... *halah.

CBT di sekolah diawali dengan...ber-selfie-ria di hari pertama (dan terakhir) ujian. Di hari pertama, sekolah mewajibkan semua guru untuk memakai seragam khaki atau pemkot yang mirip seragam PNS. Hasilnya, jadi merasa tua dan mirip ibu-ibu PNS...

Selfie dulu sebelum bertugas

Di ruangan lab lain, proktor dan teknisi dibuat berpasangan laki-laki dan perempuan. Tapi, entah kenapa, saya dipasangkan dengan teknisi perempuan. Yups, dengan formasi proktor dan teknisi yang sama-sama perempuan, yuk mari...selamat datang modus dan sepik-sepikan para siswa ke-teknik-an yang memenuhi ruangan di sesi 1 dan 2.

Proktor dan teknisi

Beda dengan pengawas yang bertugas pada 3 sesi yang terbagi dalam 4 hari, proktor dan teknisi wajib bertugas penuh untuk 3 sesi x 4 hari. Itu berarti, total 12 sesi. Dan tiap hari, 3 sesi x 20 siswa. Gimana rasanya taking care ke 60 siswa setiap hari? Bisa dibilang, susah-susah gampang. Dengan kondisi sesi 1 dan sesi 2 yang seluruh pesertanya laki-laki, maka harus ekstra hati-hati dalam menghadapi mereka. But, everything is okay. Meski sempat terpancing emosi beberapa kali.

Sekelas isinya laki-laki dan sempat bikin emosi...

Tiap sesi ujian berlangsung selama 2 jam, diselingi waku istirahat 1 jam tiap pergantian sesi. Jelas, jaga ujian selama itu bikin ngantuk parah. Untuk menghindari resiko ketiduran di ruang ujian, proktor seperti saya harus melakukan banyak hal. Mulai dari bergosip dengan pengawas, membaca novel yang dibawa teknisi, mengecek timeline di semua sosmed, dan tentunya... tangan saya yang nggak bisa diam selalu menyempatkan diri buat corat-coret iseng. Menggambar dan menulis ini-itu sambil (tetap) mengawasi peserta ujian. Hasilnya, seperti dibawah ini :

Hasil "kerajinan tangan" selama jaga UN

Selain itu, saat membereskan ruangan yang akan digunakan untuk sesi ujian selanjutnya, saya menemukan tulisan ini di salah satu komputer. Yah, mungkin mereka udah lelah dengan UN tapi masih tetap memberikan semangat buat teman-temannya.

Semangat dan berdoa dulu ciee...

Sebenarnya masih banyak cerita menarik lainnya. Tapi sepertinya nggak bisa dipublikasikan karena beberapa hal. Anyway, CBT ini lumayan seru lah meski harus membuat guru-guru IT kerja mati-matian demi kelancaran ujian. But, it worth the tiredness... :D

0 comments: